REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pekan ini, Google mengumumkan Play Music tidak akan berfungsi lagi tahun ini. Untuk membuat transisi semulus mungkin, perusahaan memperkenalkan alat migrasi yang mungkinkan pengguna memindahkan konten Play Music dan rekomendasi ke YouTube Music.
Seperti yang dilansir dari Android Police, Senin (18/5), kedua platform ini sangat mirip selama bertahun-tahun, tetapi masih ada beberapa perbedaan substansial yang harus dipertimbangkan ketika menyalin perpustakaan ke layanan baru.
Harga
Ketika pengguna menggunakan alat migrasi Google, paket Anda saat ini akan dipindahkan ke platform baru dan akhirnya pengguna akan membayar sebanyak yang dimiliki sebelumnya.
YouTube Music mengesankan dengan sifat gratisnya. Pengguna bisa melakukan streaming apa pun yang disuka selama tetap menyalakan layar dan aplikasi di latar depan. Di laptop atau desktop, pengguna bisa menikmati lagu dengan situs website di latar belakang. Versi gratis di YouTube didukung iklan.
Sementara itu, versi gratis Google Play Music hanya memungkinkan pengguna memainkan campuran berdasarkan artis dan lagu di Google Home, membatasi untuk memilih lagu secara acak. Kedua platform memungkinkan untuk menggunggah dan mendengarkan file tanpa iklan dan di latar belakang.
Migrasi perpustakaan.
Setelah fitur migrasi baru Google tersedia, pengguna akan melihat banner di Play Music dan aplikasi YouTube Music.
Rekomendasi di sana mengatakan data dapat diimpor secara instan sehingga pengguna bisa segera mulai mendengarkan musik. Unggahan dan sisa perpustakaan dipindahkan di latar belakang, sementara pengguna sudah bisa mencoba YouTube Music.
Pengguna akan mendapatkan pemberitahuan dan email setelah proses selesai. Proses ini bisa memakan waktu hingga beberapa hari tergantung pada jumlah file yang dikumpulkan. Tentu saja, pengguna dapat memilih untuk memulai dari awal lagi jika telah mengumpulkkan terlalu banyak hal yang tidak didengarkan lagi.
Antar muka dan pengalaman pengguna.
Navigasi bawah YouTube Music memudahkan untuk dengan cepat melompat ke perpustakaan, sementara itu juga pengguna harus membuka menu untuk melakukan hal yang sama di Play Music. Tetapi, keduanya memberi pengguna layar beranda dengan rekomendasi, akses album dan daftar putar yang terakhir di putar, grafik, genre dan suasana hati.
Rekomendasi dan campuran lagu.
Kedua hal ini sangat pribadi bagi pengguna. YouTube Music jauh lebih agresif dalam mempersempit selera pengguna terhadap artis dan genre tertentu, begitu Anda menyukai mereka. Terbukti dari rekomendasi berulang yang didapatkan di beranda.
Play Music serupa dalam hal ini dan terus merekomendasikan musik yang sama (kecuali “rekomendasi rilis baru” radio, tetapi itu masih terdiri dari artis yang didengarkan). Setelah pengenalan alat migrasi, Google membagikan Play Music Station akan diubah menjadi daftar putar saat diimpor. Itu karena YouTube Music menghilangkan konsep station.
YouTube Music akhirnya menghapus tab Hotlist berguna yang menunjukkan kepada pengguna koleksi video musik populer. Itu diganti dengan bagian Explore yang menunjukkan pilihan album dan single baru yang disesuaikan dengan selera pengguna, daftar putar menurut suasana hati, genre dan berbagai video musik yang baru dirilis.
Pencarian
Fungsi pencarian Google Play Music masih lebih unggul daripada pendekatan YouTube Music. Pengguna bisa dapat mulai memutar lagu langsung dari hasil pencarian, sementara itu mereka harus mengetuk suggestion (saran) pada YouTube Music sebelum mendengarkannya.
Google Play Music juga memiliki fungsi praktis mengidentifikasi lagu yang didengarkan langsung dari antarmuka pencarian, membuatnya mudah untuk menambahkan lagu yang didengar saat keluar dan akan masuk ke daftar putar. Setidaknya Google sedang berupaya mengintegrasikan YouTube Music dengan Google Search, sehingga pengguna dapat menggunakan pengenalan musik Google Assistant sebagai solusinya.