Selasa 19 May 2020 10:30 WIB

Perawat RS Royal yang Meninggal Akibat Corona di RSAL

Secara keilmuan memang orang hamil lebih rentan terpapar corona).

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Tim medis melakukan simulasi penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi).
Foto: FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO
Tim medis melakukan simulasi penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit (RS) Royal Surabaya membenarkan seorang tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 bernama Ari Puspita Sari adalah perawat di RS tersebut. "Benar video itu adalah perawat kami. Tadi dapat informasi meninggal sekitar pukul 10.50 WIB di RSAL (Rumah Sakit Angkatan Laut)," ujar Juru Bicara Covid-19 RS Royal Surabaya dr Dewa Nyoman Sutanaya dikonfirmasi di Surabaya, Senin (18/5).

Dari dugaan klinis, kata dia, meninggalnya perawat yang juga sedang hamil tersebut mengarah ke Covid-19, namun pihak yang berwenang menjelaskan perihal meninggalnya perawat tersebut adalah RSAL dr Ramelan Surabaya. "Kalau itu dari informasi medis, kalau saya rasa benar dan tidaknya, nanti RSAL yang menjelaskan. Dari kami dugaan ke arah sana secara klinis. Pasti dan tidaknya dari RSAL, karena RSAL yang merawat lanjutan," ucap Dewa.

Mengenai kondisi perawat yang sedang hamil, Dewa juga membenarkannya, tapi tidak tahu pasti usia kehamilan korban. "Pastinya saya tidak tahu (usia kandungan), tapi sekitar trimester dua awal. Tapi, kalau sedang hamil sih, iya, benar hamil," katanya.

Dewa memastikan Ari Puspita bukanlah perawat yang bertugas menangani kasus Covid-19, karena seorang tenaga kesehatan yang sedang hamil tidak boleh bertugas menangani pasien Covid-19. "Iya perawat sini. Bukan (khusus menangani pasien corona). Perawat yang di luar tim corona, karena kan tidak boleh ada yang hamil," katanya.

Pihak RS Royal menyatakan tidak mengetahui secara pasti Ari Puspita tertular Covid-19 dari mana, namun yang pasti bersangkutan tidak bertugas menangani kasus Covid-19. "Dugaan awal terpapar, bermacam-macam. Dari rumah bisa, risiko kerjaan bisa, kami tidak bisa menduga-duga. Nanti tracing-nya biarkan teman-teman Dinas Kesehatan (Surabaya) yang melakukan karena punya porsi masing-masing. Kalau kami dugaan kena dari mana masih terlalu luas," tuturnya.

Sementara mengenai adanya penyakit penyerta, Dewa menjelaskan, sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi karena hanya mendapat informasi bahwa perawat tersebut sedang hamil. "Yang kami tahu dia sedang hamil. Tapi secara keilmuan memang orang hamil lebih rentan (terpapar corona). Beliaunya tidak dirawat di ruang isolasi, tapi disendirikan. Sudah ada protokol seperti itu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement