Selasa 19 May 2020 11:10 WIB

Penembakan Pangkalan Militer AS Diyakini Terhubung Alqaidah

Alqaidah diyakini terhubung dalam aksi penembakan terhadap pangkalan militer AS.

Rep: Lintar Satria/Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pintu masuk Pangkalan Angkatan Udara AS di Pensacola, Florida. Penembakan oleh letnan Arab Saudi yang sedang belajar di sana menewaskan tiga orang, Jumat (6/12).
Foto: AP Photo/Melissa Nelson
Pintu masuk Pangkalan Angkatan Udara AS di Pensacola, Florida. Penembakan oleh letnan Arab Saudi yang sedang belajar di sana menewaskan tiga orang, Jumat (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Kelompok Alqaidah diyakini terhubung dalam aksi penembakan terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Florida pada 6 Desember 2019. Bukti ponsel yang ditemukan FBI mengarah pada dugaan tersebut.

“Bukti yang dapat kami kembangkan menunjukkan bahwa serangan Pensacola (lokasi tempat pangkalan Angkatan Laut AS) sebenarnya adalah puncak brutal dari perencanaan bertahun-tahun,” kata Direktur FBI Christopher Wray dalam konferensi virtual bersama awak media pada Senin (18/5), dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Jaksa Agung AS William Barr turut berpartisipasi dalam konferensi virtual tersebut. Dia mengungkapkan bahwa Departemen Kehakiman AS berhasil membuka enkripsi pada ponsel Iphone milik pelaku penembakan. Perusahaan Apple sebelumnya menolak melakukan hal tersebut. “Informasi dari ponsel sudah terbukti sangat berharga,” kata Barr.

Aksi penembakan terhadap pangkalan Angkatan Laut AS dilakukan anggota Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi, yakni Letnan Dua Mohammed Saeed Alshamrani (21 tahun). Dia berada di sana sebagai bagian dari program pelatihan Angkatan Laut AS.

Saat itu Alshamrani memang tak sendiri mengikuti program tersebut. Terdapat 21 rekannya yang turut berpartisipasi. Namun, setelah menjalani proses investigasi, mereka dipulangkan pada Januari lalu.

Hasil penyelidikan terhadap 21 orang lain mengungkapkan bahwa mereka pernah mengunggah sentimen anti-Amerika di media sosialnya masing-masing. Mereka pun disebut memiliki “kontak” dengan pornografi anak.

Pemerintah AS mengatakan, setelah berhasil dibobol, telepon pintar Alshamrani mengungkapkan kontaknya dengan operator Alqaidah di Semananjung Arab (AQAP). Keduanya terus berkomunikasi hingga tepat sebelum penyerangan terjadi. Telepon pintar itu juga mengungkapkan Alshamrani sudah menjadi radikal sejak tahun 2015 sebelum ia datang ke AS dan sudah berulang kali merencanakan serangan.

Para pejabat penegak hukum AS tak meragukan bahwa aksi penembakan yang dilakukan Alshamrani termotivasi oleh ideologi anti-Amerika. Insiden itu menyebabkan tiga orang tewas.

Temuan Alshamrani sudah diradikalisasi di luar negeri sebelum ia datang ke AS memicu pertanyaan tentang pemeriksaan anggota militer asing yang berlatih dan menghabiskan banyak waktu di pangkalan militer AS. Pengumuman ini disampaikan saat ketegangan terkait ketidakstabilan pasar minyak di tengah pandemi virus corona meningkat.

Pemerintahan Donald Trump juga dikritik karena tidak mendorong Kerajaaan Arab Saudi bertanggung jawab untuk pelanggaran-pelanggaran hak asasi kemanusiaan yang mereka lakukan. Alshamrani tewas dalam serangan 6 Desember lalu. Ia melepaskan rentetan tembakan di ruang kelas Pangkalan Udara Pensacola, Florida. Perwira militer Arab Saudi tersebut sedang latihan dalam program yang ditawarkan militer AS ke perwira-perwira asing.

sumber : AP/Aljazirah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement