Selasa 19 May 2020 11:22 WIB

Ini Sebagian Ceramah Bahar bin Smith yang Kritik Pemerintah

Pemerintah sekarang tidak berkorban demi rakyat, tetapi rakyat yang mereka korbankan.

Rep: Nugroho Habibi/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja Habib Bahar bin Smith memegang bendera merah putih.
Foto: Abdan Syakura
Terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja Habib Bahar bin Smith memegang bendera merah putih.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Habib Bahar bin Smith yang baru bebas dari Lapas Kelas IIA Pondok Ranjeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu (16/5) kembali dijebloskan ke tahanan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Bahar pada Selasa (19/5) dini hari WIB dimasukkan ke dalam sel isolasi di Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

"Sudah di sel isolasi. Sendiri," ucap Kepala Lapas Gunung Sindur, Mulyadi, saat dihubungi, Selasa. Dia menjelaskan, pihaknya hanya mengikuti perintah dari kantor Kemenkumham Jabar sehingga Mulyadi tidak mengetahui sampai kapan Bahar dipenjara.

Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Reynhard Silitonga, menjelaskan, Bahar dipenjara lagi karena program asimilisasi untuknya dicabut. Menurut Reynhard, Bahar tidak mengindahkan dan mengikuti bimbingan yang dilakukan Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan (PK Bapas) Bogor. Selain itu, ia dinilai melakukan pelanggaran khusus.

Dia pun menyebut Bahar menimbulkan keresahan di masyarakat, yaitu menghadiri dan memberikan ceramah yang dingggap provokatif, serta menyebarkan rasa permusuhan dan kebencian kepada pemerintah. Selain itu, dia melanjutkan, Bahar juga mengumpulkan massa dalam pelaksanaan ceramahnya yang berlangsung pada Sabtu lalu, beberapa saat setelah keluar dari penjara.

Dalam potongan video yang viral, Bahar ceramah di depan ratusan jamaahnya. Dengan semangat menggebu-gebu yang menjadi ciri khasnya, Bahar juga menyelingi cemarahnya dengan kritikan kepada pemerintah. Berikut isi ceramahnya.

Sudah sering saya katakan saudara-saudara, para pahlawan-pahlawan, beliau-beliau mengorbankan jiwa, nyawa, darah, harta, keringat, demi NKRI. Demi kemerdekaan itu pahlawan.

Pejabat-pejabat sekarang, pemerintah-pemerintah sekarang, mereka tidak berkorban demi rakyat, mereka bukan berjuang demi rakyat, tapi rakyat yang mereka korbankan, negara yang mereka korbankan, orang susah yang mereka korbankan demi kepentingan perut partai dan politik.

Oleh karena itu, saya tanya lawan atau biarkan? Lawan atau biarkan? Lawan atau biarkan?

Saudara-saudara, saya baru tadi sore keluar dari penjara. Baru tadi sore saya keluar dari penjara. Tapi, saya telah bersumpah di pengadilan bahwasanya saya Bahar bin Smith bersumpah ketika itu, di hadapan para hakim, di hadapan para jaksa, di hadapan para pengacara, di hadapan seluruh hadirin yang hadir, bersumpah saya Bahar bin Smith, bersumpah demi Allah, selama kedua mata saya masih terbuka untuk melihat kemungkaran melihat penderitaan rakyat, melihat kesusahan rakyat maka selama itu tidak ada satu pun yang bisa menghentikan membungkam mulut saya.

Oleh karenanya, apa yang saya sampaikan hari ini, saya tidak takut besok ditangkap polisi, di penjara lagi.

Sore ini saya keluar, besok pagi saya ditangkap lagi, demi berjuang untuk rakyat, berjuang untuk Indonesia, berjuang untuk rakyat susah yang sengsara di-lockdown, dimatikan di rumahnya sendiri. Saya ridha, saya ikhlas, besok dipenjara lagi saudara-saudara.

Oleh karenanya hadirin sekalian yang dimuliakan oleh Allah SWT, terus berjuang saya tak pernah kapok.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement