Selasa 19 May 2020 11:43 WIB

Tagar #IndonesiaTerserah, Dewan: Simbol Inkonsistensi

Saleh menilai masyarakat dibuat menjadi galau dengan kebijakan yang berbeda-beda.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah warga antre tanpa jarak sosial untuk pengambilan bantuan sosial tunai (BST) Kemensos di Kelurahan Randugunting, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020). Kantor Pos Kota Tegal membagikan secara bertahap BST Kemensos sebesar Rp600 ribu per Kepala Keluarga (KK) untuk 5
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah warga antre tanpa jarak sosial untuk pengambilan bantuan sosial tunai (BST) Kemensos di Kelurahan Randugunting, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020). Kantor Pos Kota Tegal membagikan secara bertahap BST Kemensos sebesar Rp600 ribu per Kepala Keluarga (KK) untuk 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari belakangan ini, media sosial diramaikan dengan munculnya tagar #IndonesiaTerserah. Anggota DPR RI menilai tagar itu muncul sebagai bentuk dari kritik dan kekecewaan masyarakat.

Anggota Komisi IX (Kesehatan) DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyebut, tagar itu muncul sebagai kritik terhadap kondisi saat ini dan sebagai bentuk pengingat pada pemerintah. Menurut Saleh, masyarakat menyoroti inkonsistensi pemerintah pada aturan yang mereka tetapkan.

Baca Juga

"Misalnya itu tadi, ada yang ingin melonggarkan PSBB tapi ada juga yang ingin mengetatkan PSBB. Belum lagi konsistensi antara kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat atau daerah," kata Saleh saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/5).

Akibat inkonsistensi dan ketidaktegasan itu, pusat keramaian tetap dipadati publik. Hal ini terjadi misalnya dalam kasus McD Sarinah, Jakarta dan kepadatan penumpang yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dalam beberapa waktu belakangan.