Selasa 19 May 2020 11:46 WIB

Tatar Krimea, Kisah tentang Muslim yang Terusir

Pada 18 Mei 1944, Muslim Tatar Krimea diusir ke Asia Tengah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Tatar Krimea, Kisah tentang Muslim yang Terusir. Muslim Tatar, Krimea
Foto: theguardian
Tatar Krimea, Kisah tentang Muslim yang Terusir. Muslim Tatar, Krimea

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Besar Ukraina di Malaysia dalam sebuah pernyataan kepada Bernama menyampaikan, setiap tahun pada 18 Mei, etnis Tatar Krimea di seluruh dunia memperingati korban penggusuran leluhur mereka dari pemimpin Soviet Joseph Stalin dari tanah airnya.

"Pada 18 Mei 1944, mengikuti perintah langsung Komite Pemerintah Pertahanan Uni Soviet yang disetujui oleh Joseph Stalin, Petugas NKVD (KGB) telah mengoordinasi dan melakukan operasi yang bertujuan mengusir seluruh populasi Tatar di Krimea ke daerah terpencil di Asia Tengah," kata pernyataan itu dilansir dari Bernama, Selasa (19/5).

Baca Juga

Pada malam itu, sekitar 250 ribu orang termasuk orang tua, wanita dan anak-anak dipaksa masuk ke dalam gerbong yang dirancang untuk membawa ternak. Sebanyak 7.900 di antaranya tidak pernah sampai ke tujuan karena kondisi yang tak layak, kurangnya pasokan dasar dan penyebaran penyakit yang cepat.

"Dan 46,2 persen dari mereka yang dipindahkan akan binasa selama dua tahun pertama pengasingan. Pengasingan itu berlangsung selama 43 tahun. Hanya pada 1987 selama kebijakan Mikhail Gorbachev (mantan pemimpin Soviet), 'Glasnost', Tatar Krimea diizinkan kembali ke rumah mereka," katanya.

Pada tahun yang sama, 1987, Mejlis, yang mewakili satu badan perwakilan eksekutif tertinggi Tatar Krimea dibentuk. Tatar merupakan penduduk asli Krimea, sebuah semenanjung yang dikelilingi oleh Laut Hitam dan Laut Azov di Ukraina, dan tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Namun, mereka merupakan salah satu negara Muslim paling kuno di Eropa.

Tatar krimea merupakan keturunan dari banyak kelompok etnis berbeda yang berkumpul di Semenanjung Krimea. Tauri, Skhtia, Sarmatia, Alans, Greeks, Goth, Roman, Khazar, Pecheneg, Italia, Circassian dan bangsa Turk telah mempengaruhi perkembangan Tatar Krimea.

"Butuh berabad-abad untuk mengkonsolidasikan kesatuan etnis yang begitu beragam dalam satu bangsa Tatar Krimea. Faktor-faktor yang terkonsolidasi adalah, pertama-tama, wilayah bersama, bahasa Turki, dan Islam. Sekarang ada lebih dari lima juta Tatar Krimea, kebanyakan dari mereka tinggal di Ukraina, Turki dan Asia Tengah," ujar pernyataan itu.

Kedutaan menyatakan, sejak Kemerdekaan Ukraina pada 1991, mayoritas Tatar Krimea yang dideportasi telah kembali di bawah program repatriasi yang didukung pemerintah. Ini terdiri dari 12 persen dari keseluruhan populasi di Krimea.

Pernyataan itu lebih lanjut menjelaskan pada 12 Desember 2015, Parlemen Ukraina mengeluarkan resolusi yang mengakui penggusuran 1944 sebagai genosida. Kemudian menyatakan 18 Mei sebagai Hari Peringatan bagi para korban genosida Tatar Krimea.

Disebutkan pada April 2019, Mejlis Rakyat Tatar Krimea menyerukan kepada Parlemen dan Pemerintah PBB untuk mengakui Genosida Orang Tatar Krimea. "Pada Maret 2014, semenanjung Krimea dianeksasi oleh Federasi Rusia. Komunitas internasional, termasuk Malaysia, tidak mengakui aneksasi itu," menurut pernyataan itu.

Tanggal 18 Mei 1944 akan selalu memiliki tempat khusus dalam sejarah panjang kejahatan mengerikan, dan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Soviet.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement