REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Barito Putera menyebut masalah utang dan dana subsidi ke klub peserta Liga 1 dan Liga 2 tak masuk secara detail dalam pembahasan di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) yang digelar Senin (18/5).
Sebelumnya agenda rapat RUPSLB bakal menitikberatkan soal pembahasan nasib kompetisi di tengah pandemi Covid-19 serta pencairan dana subsidi tahap kedua yang belum dibayarkan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) kepada klub.
"Di RUPSLB tadi juga kami belum mendapatkan gambaran pasti perihal skema pembayaran utang PT LIB ke klub untuk utang rating dan ranking klub kompetisi 2017, serta pelunasan utang LIB ke klub untuk Elit Pro Akademi musim 2018," ujar asisten manajer Barito Putera M Ikhsan Kamil yang dilansir laman resmi klub, Selasa (19/5).
Ikhsan mengatakan pembahasan RUPSLB lebih banyak mengarah pada laporan kegiatan PT LIB periode Februari-Mei 2020, laporan keuangan Januari-Mei 2020, proyeksi bisnis, serta pengunduran diri sejumlah komisaris dan direksi.
Sementara agenda utama yakni nasib kelanjutan kompetisi Liga 1 dan dana subsidi malah sumir dan tak menemui titik terang.
Menurut dia, meskipun dalam pembahasan disampaikan soal opsi-opsi untuk skema kelanjutan kompetisi 2020, semuanya harus bermuara pada status dari pemerintah.
Hal ini sejalan dengan sikap PSSI sebelum RUPSLB digelar, yakni nasib kompetisi akan ditentukan tergantung dari keputusan pemerintah, apakah memperpanjang ataupun mencabut status darurat Covid-19 pada 29 Mei nanti.
"Semua masih menunggu pemenuhan syarat-syarat dimulainya kembali, seperti pencabutan status darurat bencana oleh BNPB yang menjadi indikator kondisi nasional dan daerah telah membaik," kata dia.