REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, memastikan ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji di Lampung aman menjelang Lebaran 2020.
"Segala upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan BBM dan elpiji terus dilaksanakan. Produksi dari kilang Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju hingga pendistribusian produk BBM dan elpiji kelima propinsi di wilayah Sumbagsel kami pastikan dalam keadaan aman," kata Region Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf, saat dihubungi di Bandarlampung, Selasa (19/5).
Selain Lampung, lanjutnya, stok BBM dan elpiji di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung juga dalam keadaan aman. Ia menyebutkan, seluruh agen peyalur tetap disiagakan agar dapat terus melayani kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Pertamina Delivery Service (PDS) pun hadir guna memudahkan masyarakat untuk mendapatkan BBM dan elpiji dengan tetap di rumah saja.
"Pertamina juga berharap, masyarakat tetap mengikuti imbauan pemerintah untuk di rumah saja dan memanfaatkan layanan Pertamina Delivery Service (PDS) melalui Pertamina Call Center 135 atau whatsapp ke 08111350135,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, tak dapat di hindari bahwa telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat. Tingkat konsumsi BBM dan elpiji mengalami penurunan yang signifikan.
"Seperti halnya produk Gasoline (Perta series), rata-rata konsumsi dari bulan April hingga Mei 2020 jika dibanding rerata kondisi normal, produk-produk ini mengalami penurunan mencapai rata-rata di wilayah Sumbagsel yaitu 22,6 persen dengan penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Selatan.
Rifky menjelaskan, untuk produk-produk Gasoil (Dex series) penurunan konsumsi pada bulan yang sama mencapai 13,2 persen dengan penururan konsumsi tertinggi terjadi di wilayah Bangka Belitung," jelas Rifky.
Sedangkan anjuran untuk di rumah saja, turut mendukung perubahan pola konsumsi elpiji di masyarakat. Meningkatnya konsumsi LPG PSO mencapai 4,1 persen terhadap konsumsi normal, elpiji Non PSO rumah tangga naik 1,8 persen, namun konsumsi elpiji non PSO non rumah tangga turun drastis hingga 40,6 persen.