Selasa 19 May 2020 14:18 WIB

India dan Bangladesh Bersiap Hadapi Topan Amphan

Topan Amphan akan menjadi salah satu badai terbesar yang datang dari Samudra Hindia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Topan Amphan akan menjadi salah satu badai terbesar yang datang dari Samudra Hindia. (ilustrasi)
Foto: AP
Topan Amphan akan menjadi salah satu badai terbesar yang datang dari Samudra Hindia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India dan Bangladesh mulai melakukan evakuasi terhadap lebih dari dua juta orang karena badai topan. Badan prakiraan cuaca India mengatakan, Topan Amphan telah mencapai kecepatan angin hingga 240 kilometer per jam dengan hembusan 265 kpj di Teluk Bangal pada Senin (18/5) malam.

Topan Amphan diperkirakan akan sampai di daratan pada Rabu (20/5) dan menghantam negara-negara bagian timur India, termasuk pantai selatan dan barat daya Bangladesh. Kepala Pasukan Penanggulangan Bencana Nasional (NDRF) India, SN Pradhan, mengatakan kecepatan angin Topan Amphan ketika sampai di daratan dapat merusak rumah warga. Selain itu, wilayah dataran rendah juga harus bersiap dengan pasang surut ombak.

Baca Juga

"Kecepatan angin saat pendaratan akan menjadi 195-200 kph (121-124 mph) di daerah perumahan. Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada kehidupan dan properti," ujar Pradhan dilansir Aljazirah.

Departemen Meteorologi Inida menyebut Topan Amphan akan melintasi pantai pada Rabu malam dengan kecepatan angin 175 kpj dan hembusan 195 kpj. Kecepatan angin tersebut setara dengan kekuatan badai Kategori 2 atau 3. Topan Amphan akan menjadi salah satu badai terbesar yang datang dari Samudra Hindia dalam beberapa tahun terakhir.

Para pejabat Bangladesh memperingatkan bahwa Topan Amphan dapat menjadi badai terburuk yang melanda kawasan tersebut sejak Topan Sidr pada November 2007 yang menewaskan lebih dari 3000 orang. Sekretaris Manajemen Bencana Bangladesh, Shah Kamal, mengatakan dua juta penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah akan dievakuasi mulai Selasa (19/5). 

Di tengah pandemi virus corona, pemerintah Bangladesh telah menyiapkan 12.078 tempat penampungan, termasuk 7.000 ruang sekolah dan perguruan tinggi. Kamal mengatakan para pengungsi akan diminta untuk mengenakan masker dan sarung tangan ketika berada di tempat penampungan.

India juga akan mengevakuasi lebih dari 200 ribu orang yang tinggal di daerah dataran rendah tepatnya di Benggala Barat pada Selasa. Badan Meteorologi Regional di kota Kolkata menerangkan Topan Amphana akan mengakibatkan hujan lebat dan angin berkecepatan tinggi di wilayah pantai Benggala Barat dan negara bagian Odisha.

Pihak berwenang di pelabuhan Paradip di Odisha memerintahkan kapal untuk pindah ke laut untuk menghindari kerusakan. "Operasi telah dihentikan. Kami sedang mengosongkan pelabuhan," ujar Kepala Pradip Port Trust, Rinkesh Roy.

India dan Bangladesh mengerahkan lebih dari 1.500 anggota tanggap bencana yang terdiri dari 20 tim aktif dan 17 tim siaga untuk mengatasi Topan Amphana dan pandemia virus corona. Musim topan biasanya berlangsung dari April hingga Desember. Hantaman badai yang cukup besar itu dapat menyebabkan kematian dan kerusakan properti di India dan Bangladesh.

Frekuensi dan intensitas badai telah meningkat karena perubahan iklim. Sementara, korban meninggal dunia menurun karena proses evakuasi yang lebih cepat dan banyaknya penyediaan tempat penampungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement