REPUBLIKA.CO.ID, Anjuran mencuci tangan sangat diwajibkan bagi seluruh masyarakat dunia untuk mencegah penyebaran Covid-19 Namun hal ini memberikan efek negatif pada kulit khususnya kulit tangan.
"Yang saat ini sering dikeluhkan adalah kulit kering dan iritasi, akibat sering cuci tangan dengan sabun dan peningkatan pemakaian hand sanitizer sehari-hari," kata salah seorang dokter spesialis kulit, dr Listya Paramita, saat dihubungi Republika.
Agar kulit tetap terawat dan sehat, dr Listya menganjurkan untuk memperhatikan tiga langkah dasar perawatan kulit, yakni membersihkan, melembabkan, dan melindungi. Dan jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi makanan sehat yang seimbang dan rutin berolahraga, untuk mempertahankan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
"Untuk mencegah kulit kering dan iritasi, pilih sabun yang diperkaya dengan pelembab dan essential oil. Serta jangan lupa selalu memakai pelembab setelahnya, untuk mempertahankan kelembaban kulit senantiasa dalam kondisi baik," ujar dia.
Karantina mandiri juga menjadikan adanya perubahan gaya hidup, yang membuat kulit pun jadi ikut beradaptasi. Dan pada dasarnya, kebiasaan di rumah setiap orang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang masalah kulitnya membaik karena tidak terpapar polusi dan matahari, namun ada malah sebagian orang yang terjadi acne break out karena perubahan gaya hidup ini.
Perawatan kulit pun bergantung pada problem kulit dan tipe kulit. Kita tidak dapat bergantung kepada skincare saja dalam mengatasi masalah kulit. Misalnya untuk mencegah acne break out, tentunya kita perlu mengevaluasi pemicunya dan cara menghindarinya.
Salah seorang dokter spesialis kulit lainnya, dr Arini Astara mengatakan selama karantina mandiri, terdapat berberapa kemungkinan pemicu, antara lain pola makan yang berubah, aktivitas olahraga, stres, dan perubahan jam tidur. Selama di rumah, kebanyakan orang berada seharian di ruangan ber-AC.
"Hal itu bisa membuat kondisi kulit berbeda dengan biasanya, kulit dapat menjadi lebih kering, sehingga kadang perlu penyesuaian lagi dengan kondisi saat ini," kata dr Arini.
Meskipun tidak keluar rumah, membersihkan wajah tetap harus dilakukan (cleansing), juga eksfoliasi ringan, dan produk yang dapat membantu hidrasi kulit.
Faktor kondisi rumah yang berbeda-beda juga mempengaruhi kondisi kulit. Pada seseorang yang rumahnya banyak terpapar matahari atau seseorang yang banyak aktivitas di bawah sinar matahari, sebaiknya tetap memakai sunscreen 15 menit sebelum terpapar matahari.
Lalu ada juga permasalahan kulit yang paling sering dikeluhkan oleh perempuan dan laki-laki usia muda, seperti komedo, jerawat, dan bekasnya. Hal ini berhubungan dengan hormonal dan aktivitas (lebih aktif) pada umur tersebut. Masalah dermatitis (peradangan kulit) akibat alergi maupun iritasi juga kerap kali terjadi akibat berbagai pemicu, baik debu, produk wajah, makanan, bawaan, dan lainnya.
Perempuan usia muda lebih sering mengeluhkan soal pigmentasi wajah dibandingkan laki-laki. Akibat paparan matahari dapat terjadi pigmentasi kulit yang tidak merata, mulai munculnya flek kulit, atau kulit menjadi lebih gelap dan kusam.
"Untuk komedo dan jerawat, bersihkan wajah dua kali sehari dan setelah berkeringat. Gunakan pembersih yang lembut dan hindari scrub untuk wajah berjerawat. Untuk kulit dengan komedo dan jerawat dapat menggunakan produk eksfoliasi misalnya yang mengandung BHA (beta hydroxy acid), contohnya asam salisilat. Produk dengan kandungan azelaic acid juga dapat membantu komedo. Benzoyl peroxide menjadi terapi pilihan untuk jerawat," papar dr Arini.
Untuk mencerahkan wajah dan membantu mengatasi masalah pigmentasi kulit, dapat mencoba produk kulit yang mengandung vitamin C, seperti kojic acid, mandelic acid, arbutin, dan azeleic acid. Glycolic acid dapat membantu mengangkat kulit mati, dan juga mencerahkan kulit.
Namun pada kulit sensitif, pemakaian produk-produk tersebut harus lebih hati-hati dan sebaiknya di konsultasikan dulu ke dokter spesialis kulit, agar dipilihkan terapi yang paling cocok untuk permasalahan kulitnya.
Pada kulit kering dapat menggunakan pelembab segera setelah mencuci wajah. Akan tetapi apabila kulit yang rentan jerawat, perlu pemilihan produk pelembab yang tidak komedogenik, tidak mengandung minyak, dan tidak menyumbat pori-pori.
Imbauan cuci tangan serta karantina mandiri, ditambah lagi dengan cuaca yang memang terasa agak lebih panas, ini dapat memicu jerawat, kemerahan pada wajah, dan pigmentasi pada wajah. Pada situasi yang panas dan berkeringat, dapat terjadi biang keringat, infeksi jamur pada kulit, seperti candida dan panu.
Saat ini dalam situasi PSBB akibat Covid-19, terdapat imbauan dari PERDOSKI (persatuan dokter spesialis kulit Indonesia) untuk tidak pergi ke dokter spesialis kulit apabila tidak ada situasi darurat.
"Situasi darurat tersebut antara lain, lepuh yang luas, lepuh disertai lecet, biduran/kaligata, ruam kulit luas, dan bercak kulit yang disertai nyeri. Sehingga apabila keluhannya mengganggu, dapat mencoba menghubungi dokter spesialis kulit menggunakan teledermatologi, yaitu konsultasi online/telpon/video," ujar dr Arini.