Selasa 19 May 2020 15:49 WIB

Komisi VIII: Apa Bedanya Kerumuman di Pasar dan Rumah Ibadah

'Apa bedanya, justru orang ke rumah ibadah lebih aman sudah bersih,' kata Yandri.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mempertanyakan pernyataan Presiden Joko Widodo yang tak mempermasalahkan adanya keramaian di pasar tradisional asalkan protokol pencegahan virus Covid-19 atau corona dijalankan. Jika begitu, tempat lain seperti rumah ibadah seharusnya juga diperbolehkan menerapkan hal serupa.

"Apa bedanya, justru orang ke rumah ibadah lebih aman sudah bersih. Udah ini ke pasar lebih berisiko, kenapa masjid atau rumah ibadah lainnya tidak dibolehkan," ujar Yandri saat dihubungi, Selasa (19/5).

Baca Juga

Menurutnya, tujuan Jokowi memperbolehkan adanya keramaian di pasar dilihatnya sebagai upaya yang baik. Agar kegiatan ekonomi masyarakat dapat berangsur baik.

Namun, jika ada diskriminasi pelonggaran pembatasan sosial di tempat tertentu maka akan menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Apalagi, rumah ibadah menjadi salah satu tempat yang ditutup aktivitasnya.

"Faktanya hari ini (rumah ibadah) dilarang, kenapa pasar dibuka. Ini tidak berkeadilan, tidak konsisten pemerintah," ujar Yandri.

Tidak konsistennya pemerintah dalam menjalankan kebijakan pembatasan sosial tentu akan membuat masyarakat bingung. Karena itu, ia mengimbau warga untuk mawas diri di tengah pandemi Covid-19.

"Kalau berharap ke pemerintah tidak mungkin berhasil memutuskan rantai Covid-19 ini, maka masyarakat lah yang harus waspada," ujar Yandri.

Terakhir, ia pun berharap adanya relaksasi pembatasan sosial di rumah-rumah ibadah. Khususnya pada masjid, jelang berakhirnya bulan suci Ramadhan ini.

"Jangan pemerintah tidak konsisten, jangan pasar boleh, masjid tidak boleh. Pasar boleh, mudik tidak boleh, kan yang penting kata Pak Jokowi protokol corona," ujar wakil ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kembali ramainya pasar tradisional di berbagai daerah menjelang hari raya Idul Fitri di saat pelaksanaan PSBB masih berlangsung. Ia pun meminta agar petugas di lapangan memastikan pelaksanaan protokol kesehatan terus menerus dilakukan di area tersebut.

Masyarakat yang berada di pasar dimintanya untuk tetap mengatur jarak dan juga mengenakan masker. Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas persiapan idul fitri 1441H/2020 M, Selasa (19/5).

“Saya melihat pasar-pasar tradisional saat ini sudah mulai ramai karena banyak masyarakat yang belanja mempersiapkan hari raya. Saya ingin ini dipastikan ada pengaturan jarak yang baik, memakai masker, petugas di lapangan betul-betul bekerja untuk mengingatkan mengenai protokol kesehatan secara terus menerus,” kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement