REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah Geir Pedersen telah meminta Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk membantu perdamaian di Suriah yang tengah dilanda perang. AS dan Rusia didesak untuk melakukan peran kunci dengan berdialog dalam menciptakan perdamaian di Suriah.
Berbicara pada perteman Dewan Keamanan PBB melalui video, Pedersen mengatakan, bahwa kerja sama global dan upaya membangun kepercayaan antara Washington dan Moskow bersama dengan Suriah merupakan hal penting dan dapat membuat kemajuan. Dia pun meyakini dialog antara kedua negara memiliki peran kunci bagi perdamaian di Suriah.
"Saya percaya bahwa dialog Rusia-Amerika memiliki peran kunci untuk dimainkan di sini, dan saya mendorong mereka untuk mengejarnya," katanya seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (18/5). Menurutnya, ada kebutuhan untuk bersatu menuju penyelesaian politik di negara itu.
"Bagaimanapun juga kita harus menghindari pengembalian ke pertempuran habis-habisan dan pelanggaran serta pelanggaran yang telah kita lihat sebelumnya," kata Pedersen.
Suriah telah porak poranda oleh perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstran pro-demokrasi. Menurut catatan PBB, ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang terlantar.
Idlib berada dalam zona de-eskalasi, menurut kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018. Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi dengan larangan tegas pada segala tindakan agresi. Namun, rezim dan pasukan Rusia di zona itu terus melanggar gencatan senjata dan menyebabkan lebih dari 1.300 warga sipil tewas.
Berita diterbitkan di: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/un-envoy-urges-us-russia-dialogue-for-peace-in-syria/1845804