REPUBLIKA.CO.ID, MANAUS -- Tenaga medis mulai mengevakuasi penduduk asli Amazon yang terinfeksi virus corona. Penyebaran virus corona di wilayah dalam Amazon telah meluas dengan jumlah pasien yang meningkat.
"Jumlah pasien Covid-19 telah meningkat banyak. Kami menerbangkan lebih banyak pesawat (ke atas sungai); ini adalah kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hidup mereka," ujar seorang dokter, Edson Santos Rodrigues.
Rodrigues mengatakan, terkadang tim medis tidak dapat mencapai wilayah dalam Amazon karena terkendala oleh medan yang berat. Pesawat medevac atau evakuasi medis tidak dapat mendarat pada malam hari, karena lapangan terbang yang digunakan tidak dilengkapi dengan fasilitas lampu.
"Kadang-kadang kita tidak sampai di sana tepat waktu, karena kita tidak bisa mendarat di malam hari di lapangan terbang terpencil yang tidak memiliki lampu," kata Rodrigues.
Rodrigues dan timnya mengevakuasi seorang pria berusia 26 tahun dari suku Tikuna. Pria tersebut menggunakan selang oksigen untuk membantunya bernafas. Unit perawatan intensif di kota Manaus, ibu kota Amazonas sangat terbatas terutama dalam merawat pasien infeksi virus corona.
Layanan kesehatan penduduk asli pemerintah Brasil, Sesai melaporkan, pada Senin (18/5), setidaknya 23 penduduk asli Amazon meninggal dunia karena infeksi virus corona. Para korban yang meninggal berada di wilayah terpencil, dan 11 di antaranya berada di hulu sungai Amazon yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru.
Organisasi kesukuan Brasil, APIB melaporkan kenaikan jumlah kematian penduduk asli Amazon akibat virus corona mencapai 103. Sekitar tiga perempat dari 540 kasus yang dikonfirmasi, 40 di antaranya berada di Amazon.
Pandemi virus corona telah menghantam Manaus sehingga rumah sakit di kota tersebut kekurangan tempat tidur. Kota tersebut juga kekurangan lahan pemakaman untuk mengubur pasien yang meninggal dunia. Oleh karena itu, pasien yang meninggal dunia dikuburkan secara massal.
Salah satu dokter dari tim evakuasi medis, Daniel Siqueira mengatakan, pasien berusia 78 tahun meninggal dunia dalam penerbangan dari Sao Gabriel da Cachoeira. Pasien tersebut menggunakan ventilator selama dalam penerbangan. Sao Gabriel da Cachoeira sebagian besar dihuni oleh penduduk asli Amazon dan terletak di dekat perbatasan Venezuela.
Siqueira menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa adat di Amazon, dan dia fasih berbicara dengan bahas asli. Menurutnya, sangat penting dapat berbicara kepada pasien kritis dalam bahasa mereka sendiri.