Selasa 19 May 2020 17:41 WIB

Anies Minta Semua Pihak Konsisten Cegah Penyebaran Covid-19

Kebijakan terkait penanganan Covid-19 harus berdasarkan data kesehatan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: dok. Republika
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta semua pihak konsisten melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona. Menurut dia, setiap mengubah keputusan atau kebijakan terkait penanganan Covid-19 harus berdasarkan data kesehatan terkait kasus Covid-19.

"Problem yang sering kita hadapi adalah ambil keputusan habis itu tengok kanan kiri, kemudian cek kelihatannya ini sudah cukup belum ya, kelamaan enggak ya, sudah harus selesai tidak ya, bukan, lihat data," ujar Anies dalam forum diskusi virtual, Selasa (19/5).

Ia mengatakan, saat ini persoalan yang dihadapi adalah penyakit menular. Penyelesaian masalah dilakukan dengan mengurangi interaksi fisik antarwarga demi mencegah penularan Covid-19.

Menurutnya, ketika interaksi fisik dikurangi, maka muncul inovasi seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan segala aktivitas dengan menjaga jarak. Hal ini juga berdampak pada sektor ekonomi sehingga proses transaksi berkurang yang berujung pada krisis ekonomi.

Nemun, perlindungan warga atau keselamatan warga menjadi yang utama. Dengan demikian, mengurangi interaksi fisik memiliki konsekuensi menyangkut kelangsungan hidup.

Di sini, lanjut Anies, pemerintah berkewajiban menyiapkan kebutuhan pokok dan anggarannya, serta menyiapkan mekanisme distribusi bantuan tersebut. Ia menuturkan, prioritas sekarang adalah menekan penyebaran Covid-19.

Seperti halnya wacana kebijakan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang perlu didasarkan pada data kesehatan kasus Covid-19. Anies mengatakan, kebijakan yang diambil nanti harus berpedoman apakah kasus positif Covid-19 bertambah atau tidak.

Kemudian, R0 atau the basic reproduction number atau singkatnya jumlah ekspektasi dari kasus kedua yang dihasilkan dari satu penderita yang mempunyai kemampuan menularkan penyakit. Anies menyebutkan, data R0 di DKI Jakarta pada Maret angkanya 4, artinya satu orang berpotensi menulari empat orang.

Sementara, saat ini angka R0 masih bergerak menjadi sekitar 1,1 artinya satu orang berpotensi menulari satu orang. Anies meminta, pengambil kebijakan harus merujuk pada temuan-temuan seperti ini.

"Bukan rasanya kayak sudah cukup ya, kayaknya sudah pas dibuka ya, rasanya kita bisa longgarin, bukan pertimbangan-pertimbangan seprti itu," tutur Anies.

Ia mengajak akademisi, maupun peneliti dan ahli sains menunjukkan kemampuan. Menurut Anies, ini saatnya pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan sains.

"This is the time for us to relay on science, ini waktunya kita menunjukkan dan mengandalkan pengambilan keputusan kepada pertimbangan science kerena memang penularan seperti ini," katanya.

"Jangan dua minggu, tiga minggu kemudian gamang waduh ini kelihatannya kelamaan, bukan kelamaan, lihat data kesehatan, apakah pengendalian sudah terjadi kalau sudah terjadi baru kita mulai fase transisi, kalau belum terjadi tuntaskan," kata Anies.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement