REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Sebagai salah satu perusahaan pengguna fasilitas kawasan berikat (KB) yang diberikan oleh Bea Cukai Jateng DIY sejak April 2020 lalu, PT Hamana Works Tira Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur car carrier trailer dan traktor tersebut untuk pertama kalinya melaksanakan ekspor car carrier trailer floor ke Jepang, pada Selasa (12/5) lalu.
Proses kegiatan ekspor perdana ini, mulai dari pemeriksaan barang hingga pelekatan segel bea cukai pada kontainer dilakukan bersama dengan Bea Cukai Tegal di tempat usaha Hamana dengan tetap menerapkan protokol keselamatan di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Kantor Bea Cukai Tegal, Niko Budhi Darma mengungkapkan berkat pemberian fasilitas KB berupa penangguhan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor tidak dipungut, dengan tujuan agar perusahaan dapat lebih bersaing di pasar global.
Adapun jumlah barang yang di diekspor adalah berupa enam unit car carrier trailer floor yang akan dikirim kepada Hamana Works, Co., Ltd. di Shizuoka, Jepang, dengan nilai transaksi lebih dari tiga juta yen.
PT Hamana Works Tira Indonesia telah berdiri sejak tahun 2015 dan nilai investasinya telah mencapai Rp 59 miliar pada tahun 2020. “Dengan ditetapkannya sebagai penerima fasilitas KB, diharapkan proses bisnis yang terjadi pada perusahaan lebih cost saving dan membuat cash flow perusahaan lebih baik,” ujar Niko.
Direktur PT HWTI, Ardi Kusmara, menyampaikan bahwa dengan diberikannya fasilitas ini, perusahaan menargetkan peningkatan hasil produksi berupa 5 jenis produk yakni Asian Standards, T-Model, 136 DNF, Concept Car, dan Tansya Body Parts pada tahun 2022 sebanyak 132 unit dari target semula hanya 23 unit, yang keseluruhannya akan di ekspor.
“Fasilitas Kawasan Berikat ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan saja, tetapi juga bermanfaat bagi perekonomian masyarakat sekitar, munculnya usaha-usaha baru, meningkatkan harga jual tanah, dan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat sekitar,” jelas Ardi terkait dampak ekonomi yang dapat diberikan perusahaannya.
Selain itu, Niko berharap agar fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberdayakan tenaga kerja lokal sehingga dapat meningkatkan taraf hidup, meningkatakan ekspor guna mendorong ekonomi Indonesia maju.