Selasa 19 May 2020 19:26 WIB

Keraton Yogyakarta Batalkan Grebeg Syawal Tahun Ini

Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta semula dijadwalkan 24 Mei 2020.

Red: Nur Aini
Suasana sepi di Keraton Yogyakarta, Senin (27/4/2020). Akibat Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta tahun ini meniadakan agenda budaya yang sudah berjalan selama ratusan tahun yaitu Hajad Dalem Garebeg Sawal 1441 H dan Numplak Wajik, hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran virus corona yang dapat terjadi dalam kerumunan massa.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Suasana sepi di Keraton Yogyakarta, Senin (27/4/2020). Akibat Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta tahun ini meniadakan agenda budaya yang sudah berjalan selama ratusan tahun yaitu Hajad Dalem Garebeg Sawal 1441 H dan Numplak Wajik, hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran virus corona yang dapat terjadi dalam kerumunan massa.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keraton Yogyakarta memutuskan meniadakan acara tradisi Grebeg Syawal 1441 H yang sedianya akan berlangsung pada 24 Mei 2020 atau 1 Syawal Wawu 1953 untuk mencegah penularan Covid-19.

"Keputusan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran Covid-19 yang dapat terjadi dalam kerumunan massa," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (19/5).

Baca Juga

Selain meniadakan Grebeg Syawal 1441 H yang biasanya ditandai dengan arak-arakan gunungan, menurut dia, prosesi Numplak Wajik yang sedianya digelar tiga hari sebelum pelaksanaan Grebeg Syawal, juga tidak akan diselenggarakan. Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan keputusan itu merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat.

Selain meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, GKR Condrokirono menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton serta menyediakan alat perlindungan diri bagi para abdi dalem seperti masker dan hand sanitizer. Keraton Yogyakarta, kata dia, juga meliburkan kegiatan seni pertunjukan seperti pementasan regular di Bangsal Srimanganti.

Meski demikian, pada masa pandemi ini, menurut dia, Keraton Yogyakarta justru semakin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti sebagai pembelajaran budaya.

"Proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak lantas terhenti begitu saja," kata dia.

Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu menuturkan bahwa sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya seperti lomba tari online Beksan Nir Corona, Tutorial Tayungan, serta Tutorial Macapat. Ketiganya adalah beberapa kegiatan yang berada di bawah naungan KHP Kridhomardowo.

"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," kata Hayu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement