REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Penari Kecak di Desa Adat Yeh Gangga, Kabupaten Tabanan, Bali, dilibatkan untuk menyosialisasikan pencegahan Covid-19 ke masyarakat setempat. Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia, di desa setempat, Senin (19/5) mengatakan sembilan orang penari diterjunkan untuk menyosialisasikan pencegahan Covid-19 di Tabanan agar masyarakat tidak terlalu stres menanggapi persoalan wabah Covid-19 di Tabanan.
“Dengan adanya penari kecak yang menyosialisasikan pencegahan Covid-19 dengan turun ke jalan, agar masyarakat yang diberikan imbauan bahaya Covid-19 tidak stres dan terhibur dengan adanya para penari tersebut. Bagian dari keikutsertaan penari menyosialisasikan bahaya Covid-19 ini juga menjadi bagian dari melestarikan budaya dan mengenalkan budaya Bali itu sendiri,” katanya.
Ketut Dolia mengaku, cara ini dilakukan karena Satgas Gotong Royong ingin memberikan imbauan lewat kesenian khas Bali. "Jadi memang ada bentuk kerinduan para anggota yang saat ini bertugas di pos Satgas Gotong Royong untuk tampil dalam balutan kesenian, sekaligus menghilangkan rasa jenuh dan lelah melalui seni,” paparnya.
Selain bentuk sosialisasi, pembatasan kunjungan bagi warga di luar daerah Desa Adat Yeh Gangga juga sudah diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di wilayahnya. Sementara itu, Virdaus Octvia, seorang warga mengatakan kegiatan seni untuk sosialisasi Covid-19 adalah ide kreatif. “Bagus ini, cuman harus tetap memperhatikan social distancing,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Tabanan mendapatkan peringkat kesembilan untuk jumlah kasus yang selama ini terjadi di wilayah Provinsi Bali. Hal ini di tegaskan oleh Sekda Pemda Tabanan, I Gede Susila. Sekda menjelaskan atas peringkat tersebut pihaknya mengimbau jangan sampai posisi ini membuat semua pihak lengah karena penyebaran wabah ini masih ada. Bahkan di Tabanan sudah sampai pada kasus dari transmisi lokal.