Selasa 19 May 2020 20:02 WIB

BI: Peluang Penguatan Rupiah Masih Terus Terbuka

Rupiah masih menunjukkan tren menguat karena ketidakpastian pasar global mulai reda.

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS.  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpeluang menguat.
Foto: ANTARA/nova wahyudi
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpeluang menguat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan peluang terjadinya penguatan rupiah masih terus terbuka kedepannya. Hal ini dikarenakan nilai tukar terhadap dolar AS saat ini masih tercatat di bawah nilai sebenarnya atau undervalued.

"Level nilai tukar rupiah secara fundamental tercatat undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan mendukung pemulihan ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (19/5).

Baca Juga

Perry menjelaskan rupiah masih menunjukkan tren menguat karena ketidakpastian pasar keuangan global mulai reda dan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih terjaga. Meski demikian, penguatan rupiah itu tidak hanya didukung oleh masuknya aliran modal asing ke Indonesia, tapi juga ketersediaan pasokan valas yang besar dari pelaku domestik.

Ia mengatakan apresiasi yang terjadi selama April terus berlanjut pada Mei, hingga pada 18 Mei 2020, tercatat rupiah menguat 5,1 persen secara rata-rata dan 0,17 persen secara poin to poin dibandingkan akhir April.

"Namun, rupiah masih mencatat depresiasi sekitar 6,52 persen dibandingkan dengan level akhir 2019 akibat depresiasi yang dalam pada Maret 2020," ujarnya.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, BI terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.

Sebelumnya, BI memproyeksikan rupiah pada akhir tahun 2020 dapat berada pada kisaran Rp 15.000 per dolar AS melalui berbagai operasi moneter yang dilakukan. Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore (19/5) menguat seiring ditahannya suku bunga acuan oleh bank sentral.

Rupiah ditutup menguat 80 poin atau 0,54 persen menjadi Rp 14.770 per dolar AS dari sebelumnya pada posisi Rp 14.850 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan juga dipicu oleh kabar bagus terkait vaksin untuk Covid-19 yang diproduksi perusahaan bioteknologi Moderna di AS.

"Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus Corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal dan roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik dan rupiah siap berjaya lagi," ujar Ibrahim.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement