Selasa 19 May 2020 22:44 WIB

Balapan F1 Silverstone Mustahil Digelar Bila Ada Karantina

Formula 1 khawatirkan rencana pemerintah Inggris Raya terapkan karantina.

Petugas di lintasan sirkuit Silverstone, Inggris sedang membersihkan genangan air
Foto: Youtube
Petugas di lintasan sirkuit Silverstone, Inggris sedang membersihkan genangan air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula 1 khawatirkan rencana pemerintah Inggris Raya terapkan karantina. Kebijakan itu membuat Grand Prix Britania di Sirkuit Silverstone mustahil digelar. 

Para menteri pemerintah setempat telah menyatakan rencana penerapan 14 hari karantina bagi siapa saja yang datang ke Inggris dalam beberapa pekan mendatang untuk mencegah gelombang kedua penyebaran penyakit virus corona.

Sedangkan Formula 1 ingin memulai lagi musim yang tertunda pandemi pada awal Juli nanti di Austria, dengan dua balapan tertutup, kemudian dilanjutkan dua Grand Prix lagi di Silverstone. "Karantina 14 hari akan membuat Grand Prix Britania tahun ini mustahil," kata juru bicara F1 seperti dikutip Reuters, Selasa (19/5).

"Itu akan memiliki dampak besar terhadap puluhan ribu pekerjaan terkait dengan F1 dan rantai pasokan. Jika semua olahraga elite kembali ke TV, maka pengecualian harus ada."

Tujuh tim kompetitor F1 bermarkas di Inggris dan rencana untuk memulai kembali musim balapan akan terganggu karena mereka wajib menjalani dua pekan karantina setiap kali kembali dari luar negeri.

Untuk balapan di Austria, F1 ingin menciptakan ekosistem tertutup di mana setiap anggota tim menjalani tes rutin untuk virus corona, bepergian menggunakan penerbangan sewa dan menghindari setiap orang yang ada di luar paddock.

"Kami akan kembali ke UK dengan pesawat yang ditumpangi hanya staf F1 dan semuanya akan dites, sehingga karantina tak akan diperlukan," kata sang juru bicara.

Kendati Austria menjadi salah satu negara di Eropa yang tak terlalu terdampak pandemi, tapi semua yang akan datang ke Silverstone harus menjalani isolasi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement