REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Masjid Al Aqsa di Yerusalem akan dibuka kembali untuk jamaah dan umat Islam setelah liburan Idul Fitri. Hal ini disampaikan dalam pernyataan dari pihak pemerintahan setempat pada Selasa (19/5), dua bulan setelah penutupan kawasan Al Aqsa karena virus corona.
"Dewan memutuskan untuk mencabut penangguhan terhadap jamaah yang memasuki Masjid Al Aqsa yang diberkati setelah liburan Idul Fitri," kata organisasi Wakaf Al Aqsa.
Pernyataan ini merujuk pada libur tiga hari yang diharapkan akan dimulai akhir pekan ini. Situs paling suci ketiga umat Islam ini ditutup mulai pada akhir Maret. Penutupan ini dimulai untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun terakhir sebagai bagian dari langkah-langkah membendung penyebaran virus corona baru di kawasan ini.
Ketua Pengurus Masjid Al Aqsa, Omar al-Kiswani, mengatakan, dia berharap tidak ada pembatasan jumlah jamaah. Namun, ia mengatakan, badan wakaf akan mengatur dan mengumumkan mekanisme maupun langkah-langkah yang tepat saat pembukaan nanti. "Mekanisme ini akan memastikan kami tidak dikecam dengan dalih kami telah melanggar aturan kesehatan," ujarnya.
Kompleks masjid yang terletak di Kota Tua Yerusalem ini sering menjadi titik konflik antara Israel-Palestina. Masjid Al Aqsa dikenal oleh kaum Muslim sebagai Haram al-Sharif. Kompleks masjid itu berada di bawah pengawasan Jordan, negara tetangga, yang menguasai Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, hingga pendudukannya oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Situs ini juga suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Gunung Bait dan percaya bahwa itu adalah lokasi dari dua kuil alkitabiah--yang kedua dihancurkan pada tahun 70 Masehi. Dengan jumlah kasus Covid-19 yang menurun dalam beberapa hari terakhir, Israel maupun Palestina telah mengurangi batasan.
Tembok Barat, situs paling suci tempat orang Yahudi diizinkan untuk berdoa, adalah salah satu dinding luar kompleks Masjid Al Aqsa. Lokasi itu ditutup oleh otoritas Israel, tetapi dibuka kembali awal bulan ini meskipun hanya 300 orang yang diizinkan pada suatu waktu.
Secara total, Israel telah mencatat 16.650 infeksi virus corona dalam populasi 9 juta dan 277 kematian. Di pihak Palestina, kurang dari 400 kasus telah dikonfirmasi di Tepi Barat dan Gaza--yang memiliki populasi gabungan lebih dari 4,5 juta.
Pantai-pantai di Israel akan dibuka kembali dari hari Rabu dengan restoran dan bar untuk diikuti dari tanggal 27. Penerbangan juga akan dilanjutkan dari berbagai lokasi dalam beberapa pekan mendatang.