REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat menerapkan protokol kesehatan, pengawasan lapangan, sampai penyediaan wastafel portabel di tempat perbelanjaan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan kerumunan di pasar tradisional maupun modern jelang Idul Fitri 1441 Hijriah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Moch Arifin Soedjayana di Bandung, Selasa, menyatakan pihaknya telah menyebarkan surat edaran kepada pelaku perdagangan supaya menerapkan protokol kesehatan dalam berkegiatan jual-beli.
Surat edaran itu disebarkan juga kepada sejumlah asosiasi, seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)."Kami dapat memantau terkait keberadaan kondisi di lapangan yang terjadi. Makanya, kami tahu apabila di satu pasar atau mal terjadi kerumunan," kata Arifin.
Penguatan koordinasi dengan gugus tugas kabupaten/kota pun, kata dia, dilakukan sebab mereka memiliki kewenangan penuh terkait dengan kondisi perdagangan di daerahnya, salah satunya kebijakan waktu operasional pasar tradisional maupun mal selama pandemi COVID-19.
"Untuk pasar modern masih tetap berlaku (waktu operasional, red.) dari jam 08.00-20.00. Tapi, di setiap kabupaten/kota bervariasi. Di Kota Bandung dari jam 08.00 sampai 20.00. Ada daerah yang buka jam 08:.00 atau 09.00, tutup jam 18.00. Itu diserahkan kepada gugus tugas kabupaten/kota," ujarnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar pun menyalurkan sekitar 200 wastafel portabel ke sejumlah pasar tradisional, supaya pembeli dan pedagang mudah mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan transaksi.
"Kepada pengelola pasar, kami meminta mereka melakukan patroli. Pengelola pasar diberikan bantuan berupa pengeras suara untuk berkeliling dan mengimbau pedagang dan pembeli di pasar untuk tepat jaga jarak. Di beberapa pasar, mereka mengatur waktu berjualan dan bergantian," kata Arifin.
Ia menjamin harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional menjelang Idul Fitri relatif stabil, meski ada sejumlah komoditi mengalami kenaikan, seperti ayam broiler. Pun demikian, stok bahan kebutuhan pokok dinilai aman.
"Bawang merah juga mulai merangkak naik karena kelihatannya konsumsi ibu rumah tangga cukup tinggi. Yang mulai ada kenaikan juga adalah terigu. Untuk yang lain ada yang menurun, tapi tidak signifikan. Ketersediaan barang pokok menjelang Idul Fitri dan harga cukup stabil," katanya.
Arifin melaporkan stok beras di tujuh cabang Bulog di Jabar mencapai 223.861 ton. Jumlah tersebut aman untuk enam bulan ke depan. Stok gula mencapai 4.821 ton dan aman selama dua bulan. Begitu juga minyak goreng dan telur.
"Minyak goreng ada 735 ton dan ini diprediksi masih aman. Telur kondisi cukup melimpah, kenapa telur ini menjadi bagian dari komoditi bantuan sosial provinsi yang kepada para penerima KRTS di lapangan. Jumlahnya ada 212 ton yang ada di Bulog," ucapnya.
Ia menyebut stok tepung terigu 14 ton.
"Kami konfirmasi ke Bulog, mereka sedang mencoba melakukan konsolidasi dengan Bulog di provinsi lainnya. Itu adalah stok yang ada di Bulog," tambahnya.
Seiring dibukanya impor oleh Kementerian Perdagangan, Arifin memastikan stok komoditi seperti daging sapi dan bawang putih aman hingga Idul Fitri.