REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Amien Rais mengatakan, partai baru yang hendak ia dirikan akan menjadikan Alquran sebagai acuan moral. Sedangkan untuk program partai, ia akan melandaskannya berdasarkan pasal 33 dan 34 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Amien menjelaskan dengan mengacu pada Alquran, barulah berijtihad atau berupaya untuk menangkap keberagaman masyarakat Indonesia. Termasuk, keberagaman agama yang dipeluk masyarakat.
"Kemudian bagaimana mengangkat lapisan duafa ini ke atas, persis dengan keinginan kitab suci. Saya kira Yahudi, Nasrani, Alquran sama saja dalam hal ini (memperjuangkan kehidupan masyarakat kelas bawah)," kata Amien dalam kiuliah politik bertemakan 'Tauhid Sosial: Kenapa Kita Harus Berpolitik' yang digelar secara daring pada Selasa (19/5).
Sedangkan untuk program partai, lanjut Amien, ia ingin membuat program yang konkret. Terutama dengan kembali memperjuangkan isi pasal 33 dan 34 UUD 1945.
Secara ringkas, Pasal 33 mengamanatkan agar perekonomian disusun dengan asas kekeluargaan. Lalu, cabang-cabang produksi penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai negara.
Lalu juga mengamanatkan agar bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sedangkan Pasal 34, secara ringkas, menghendaki agar fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Negara juga harus mengembangkan sistem jaminan sosial dan memberdayakan yang lemah.
Negara juga dituntut bertanggung jawab menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan umum yang layak.
Ia mengatakan pembahasan Alquran dan UUD 1945 sebagai landasan partai itu akan menjadi tahap pertama dalam pendirian partai. Pada tahap pertama, ia akan mengumpulkan berbagai kalangan untuk membahas landasan dan program partai.
Amien melanjutkan, setelah landasan dan program partai baru itu rampung, pihaknya akan melakukan sebuah survei. Ia menekankan bahwa survei akan dilakukan secara objektif.
Jika sambutan masyarakat cukup menjanjikan, lanjut dia, maka partai baru itu akan didirikan secara resmi. "Tapi kalau kemudian sambutannya hangat-hangat cirit ayam, ya sudah berarti dari sana tidak ada takdirnya," kata pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Amien menambahkan, proses pendirian partai baru itu akan dimulai kembali setelah wabah Covid-19 di Indonesia mereda.
Keinginan Amien Rais mendirikan partai baru tak terlepas dari kisruh melanda PAN. Terutama usai kembali terpilihnya Zulkifli Hasan alias Zulhas sebagai ketua umum periode 2020-2025.
Sebelumnya, salah satu pendiri PAN, Putra Jaya Husein, mengatakan, Amien mendirikan partai baru lantaran PAN sudah 'lari' dari idealisme partai. PAN, kata Putra, dibangun untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa, bukan untuk kepentingan sekelompok orang yang ingin mendapatkan manfaat dari pengelolaan sebuah partai.