Rabu 20 May 2020 01:06 WIB

Presiden DFB Lontarkan Rencana Salary Cap di Liga Jerman

Pandemi Covid-19 memberi kesempatan untuk melakukan reformasi untuk masa depan.

Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Fritz Keller
Foto: EPA-EFE/FRIEDEMANN VOGEL
Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Fritz Keller

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Fritz Keller mengajukan rencana penerapan salary cap atau batasan gaji di Liga Jerman untuk membantu keberlangsungan sepak bola. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 memberi kesempatan untuk melakukan reformasi untuk masa depan.

"Kita harus membawa sepak bola profesional kembali dekat kepada masyarakat. Kita harus memikirkan salary cap," kata Keller seperti dikutip laman resmi DFB.

Baca Juga

Ia mengatakan, komisi-komisi untuk para agen dan nilai transfer yang besar semakin menjengkelkan masyarakat. Praktik ini, kata dia, memisahkan orang dari olahraga yang mereka cintai ini.

Salary cap merupakan batasan gaji yang harus dipatuhi para klub peserta kompetisi. Sebagai contoh, pada kompetisi bola basket NBA, batasan gaji maksimal adalah sebesar 49 sampai 51 persen pendapatan tahunan.

Ia menambahkan bahwa sepak bola Jerman perlu melakukan kritik mandiri. Krisis akibat Covid-19 telah menawarkan kesempatan untuk melihat ke depan dan mereposisi sepak bola agar dapat menjaganya demi generasi yang akan datang.

Selain itu, bagi Keller, kapasitas tes Covid-19 di sepak bola dapat membantu masyarakat secara umum. "Saya melihat sepak bola memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi. Pencegahan dan tes-tes skala besar dapat membantu menahan penyebaran virus sampai vaksinnya dikembangkan," kata dia.

Menurut Keller, politik dan sains mestinya memilih untuk melakukan tes-tes pencegahan. "Sepak bola akan berkontribusi dengan pendekatan ini, dengan kekuatan, popularitas, logistik, dan infrastruktur yang luar biasa," ujar mantan presiden SC Freiburg itu.

Pada Sabtu (16/5), Liga Jerman menjadi satu-satunya kompetisi papan atas Eropa yang dilanjutkan setelah ditangguhkan dua bulan lalu akibat pandemi Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement