REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Masjid Al-Aqsa di Yerusalem tidak menyelenggarakan pelaksanaan sholat Idul Fitri berjamaah. Masjid Al-Aqsa baru akan dibuka lagi setelah libur hari raya Idul Fitri.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh badan pengurus Masjid Al-Aqsa pada Selasa (19/5). Masjid akan dibuka kembali untuk para jamaah setelah dua bulan lamanya ditutup karena wabah corona.
"Dewan memutuskan untuk mencabut penangguhan terhadap jamaah yang memasuki Masjid Al-Aqsa setelah libur Idul Fitri," ujar Organisasi Wakaf dilansir dari Ahram Online, Rabu (20/5).
Masjid Al-Aqsa telah ditutup sejak akhir Maret 2020, untuk pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir. Ini dilakukan sebagai bagian dari langkah-langkah di seluruh dunia untuk membendung penyebaran virus corona baru.
Direktur masjid, Omar al-Kiswani, mengatakan, setelah masjid kembali dibuka ia berharap tidak ada pembatasan bagi jumlah jamaah yang masuk. Kendati demikian, Badan Pengurus Masjid akan mengumumkan bagaimana mekanisme dan langkah-langkah yang tepat setelah masjid dibuka nanti sehingga tidak akan mendapatkan kecaman.
"Kami ingin memastikan tidak dikecam karena alasan melanggar aturan kesehatan, (karena itu akan dibuat sejumlah mekanisme)," ujar Al- Kiswani.
Bangunan masjid Al-Aqsa terletak di Kota Tua Yerusalem. Kota tua yang sering menjadi titik konflik antara Israel dan Palestina.
Dikenal oleh kaum Muslim sebagai Haram al-Sharif, bangunan masjid itu berada di bawah pengawasan Jordania, negara tetangga, yang menguasai Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, hingga pendudukannya oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Situs ini juga menjadi lokasi suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Kuil Gunung.
Dengan jumlah kasus Covid-19 yang menurun, dalam beberapa hari terakhir baik wilayah Israel maupun Palestina telah mengurangi pembatasan.