REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah masjid di Provinsi Parwan, Afghanistan, menjadi sasaran penembakan sekelompok pria bersenjata, Selasa (19/5). Sedikitnya tujuh orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Kepala kepolisian Parwan, Haroon Mubarez, mengungkapkan, penembakan terjadi saat jamaah masjid tengah menunaikan sholat Magrib. “Tujuh orang tewas dan 12 lainnya luka-luka. Orang-orang bersenjata itu melarikan diri dari daerah tersebut,” ucapnya, dikutip laman Aljazirah.
Kepolisian belum dapat memastikan berapa jumlah pasti pelaku penembakan. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menuding Taliban sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Taliban membantah terlibat.
Pada Selasa pekan lalu, sekelompok pria bersenjata juga menyerang sebuah rumah sakit bersalin di Kabul. Sebanyak 14 orang, dua di antaranya bayi yang baru saja lahir, tewas dalam kejadian tersebut. PBB mengutuk aksi penembakan brutal itu.
“Ini memunculkan keyakinan bahwa tindakan keji seperti itu dapat dilakukan ketika Afghanistan sedang dikoyak oleh pandemi Covid-19,” kata Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan Toby Lanzer.
Dia menegaskan bahwa warga sipil yang menerima perawatan di rumah sakit, petugas kesehatan, infrastruktur medis, dan pekerja bantuan dilindungi Hukum Humaniter Internasional. “Pelanggaran harus diselidiki dan mereka yang berada di balik serangan itu dibawa ke pengadilan,” ujarnya.
Tak ada kelompok yang mengeklaim bertanggung jawab atas aksi penembakan di rumah sakit bersalin di Kabul. Namun, Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad meyakini ISIS mendalangi insiden tersebut.