REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari kini sedang dalam kondisi tenang karena berada di fase minim aktivitas atau disebut solar minimum. Namun demikian, kata ilmuwan, kondisi ini tak akan membuat suhu di bumi turun secara drastis.
Solar minimum terjadi secara periodik tiap 11 tahun. Ada pula fase puncak aktivitas matahari, di mana lebih banyak bintik dan aktivitas di permukaan matahari.
Dalam fase minimum atau solar minimum, matahari jauh lebih tenang. Ini berarti lebih sedikit bintik matahari dan energi.
Ilmuwan di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan saat ini kita berada pada fase 'Grand Solar Minimum'. Grand Solar Minimum terakhir kali terjadi pada rentang 1650 hingga 1715. Pada rentang waktu itu diketahui sebagai Zaman Es Kecil di Belahan Utara Bumi.
Tetapi Grand Solar Minimum kali ini, kata para Ilmuwan NASA, tak akan menyebabkan zaman es seperti dulu. Dan itu kemungkinan karena perubahan iklim.
The Sun goes through regular cycles of high & low activity. This cycle affects the frequency of space weather events, but it doesn't have a major effect on Earth's climate — even an extended minimum wouldn't have a significant effect on global temperature. https://t.co/t2Fw58ZBVt
— NASA Sun & Space (@NASASun) May 18, 2020
"Pemanasan akibat emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia adalah enam kali lebih besar daripada pendinginan selama beberapa dekade oleh Grand Solar Minimum yang berkepanjangan," kata mereka.
Bahkan, lanjut mereka, jika Grand Solar Minimum bakal berlangsung selama satu abad, suhu global akan terus menghangat. Sebab, faktor lain jauh lebih dominan dibandingkan pengurangan aktivitas matahari.
"Faktor yang paling dominan saat ini adalah pemanasan yang disebabkan oleh manusia seperti emisi gas rumah kaca," kata mereka di blog Global Climate Change NASA yang dilansir CNN Internasional, Rabu (20/5).