REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dewan Muslim Britania (MCB) mengingatkan Muslim untuk mengindari kegiatan berkumpul selama perayaan Idul Fitri. Muslim diminta tetap menjalankan pembatasan sosial.
Seperti halnya di Indonesia, Muslim di tanah Britania mencakup Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara biasa merayakan Idul Fitri dengan shalat berjamaah dan berkumpul bersama keluarga. Sayangnya, semenjak corona melanda, pemerintah disana melarang ibadah berjamaah di Masjid setelah menerapkan lockdown.
"Memang, perayaan Idul Fitri jauh dari Masjid dan keluarga akan terasa menyedihkan, tapi Muslim akan beradaptasi dan menemukan cara merayakannya dengan mempertimbangkan pedoman kesehatan," kata Sekjen MCB Harun Khan dilansir dari Arab News pada Rabu, (20/5).
Muslim diimbau memanfaatkan kecanggihan teknologi agar tetap bisa berkomunikasi satu sama lain. Tiap keluarga bisa mengadakan telekonferensi video dengan anggota keluarga lainnya.
"Silahkan memanfaatkan teknologi komunikasi saat ini saja dari rumah masing-masing," imbau Harun Khan.
Kepala Humas MBC, Miqdaad Versi menambahkan bahwa Lebaran kali ini akan terasa berat buat Muslim. Sebab berbagai kegiatan kala Lebaran tak lagi bisa dilakukan.
"Biasanya, Masjid akan penuh oleh jamaah. Lalu mereka memenuhi kediaman masing-masing bersama keluarga dan kawan yang saling mengunjungi," ujar Miqdaad Versi.
Imam Masjid Mekkah di Leeds, Inggris, Qari Mohammed Asim juga menyadari betapa sakitnya perasaan Muslim yang tak bisa bersilaturahmi tatap muks ketika Lebaran. Tapi ia optimis komunitas Muslim bisa bangkit melewati cobaan ini.
"Ini sesuatu yang tak terpikirkan enam bulan lalu, tapi kini telah mendekati kenyataan. Kami sudah mengorbankan banyak ibadah berjamaah saat Ramadhan, dan akan berlanjut ketika Lebaran," ungkapnya.
Diketahui, angka penderita corona di Britania mencapai 249 ribu per tanggal 14 Mei 2020. Dari jumlah itu, 35 ribu orang diantaranya meninggal dunia.