Rabu 20 May 2020 17:12 WIB

Pengamat: Palestina tak Perlu Berunding Lagi dengan Israel

Pengamat menilai Palestina lebih baik memilih jalan intifadah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Seorang bocah Palestina mengendarai kuda di sepanjang pantai menunggu waktu berbuka puasa saat Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina. Pengamat menilai Palestina lebih baik memilih jalan intifadah. Ilustrasi.
Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Seorang bocah Palestina mengendarai kuda di sepanjang pantai menunggu waktu berbuka puasa saat Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina. Pengamat menilai Palestina lebih baik memilih jalan intifadah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Alhadar, mengatakan perjanjian Olso tahun 1993 sudah tidak berguna. Hal ini mengingat isi yang mendukung kemerdekaan Palestina yang sudah sering dilanggar oleh Israel.

"Palestina berpegang pada kesepakatan Oslo yang sudah kehilangan makna," ujar Smith saat dihubungi Republika, Rabu (20/5).

Baca Juga

Smith menjelaskan, Israel sudah tidak mau melakukan perundingan yang mendukung isi dari perjanjian tersebut yang mendukung pengembalian wilayah Palestina sesuai dengan batas-batas 1967. Justru Israel malah akan mencaplok Tepi Barat dan membuat Palestina hanya memiliki area yang sangat gersang.

Kondisi ini pun membuat Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengakhiri perjanjian tersebut pada Selasa (19/5). "PLO dan negara Palestina hari ini membebaskan diri dari semua kesepakatan dengan Israel dan AS," ujarnya.

Keputusan ini membuat Palestina melepaskan dari segala kesepakatan yang telah dibuat, termasuk seputar keamanan. Israel pun bertanggung jawab sebagai entitas yang melakukan pendudukan atas tanah Palestina di mata global.

Setelah keputusan itu, Smith pun menyarankan agar Palestina tidak lagi melakukan perundingan dengan Israel. Lebih baik Palestina memilih jalan intifadah agar dunia kembali menaruh perhatian dengan kondisi Palestina.

"Masalah ini akan jadi pusat internasional dan merepotkan Israel," ujar Smith.

Pakar Timur Tengah ini mengatakan setelah upaya penarikan perjanjian Oslo, Palestina harus membuat gerakan, bukan berdiam diri. Keputusan ini jangan hanya menjadi gertakan semata tanpa aksi agar Israel membuat pertimbangan lain atas proposal yang diberikan oleh Amerika Serikat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement