Rabu 20 May 2020 17:35 WIB

Selandia Baru Sumbang Rp 4,5 Miliar ke Lembaga Eijkman

Saat ini kapasitas pemeriksaan Covid-19 di Lembaga Eijkman baru 360 tes per hari.

Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19. ilustrasi
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Selandia Baru menyalurkan dana tambahan senilai Rp 4,5 miliar ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Dana tambahan tersebut untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas pemeriksaan Covid-19 di Indonesia.

"Kontribusi kami akan membantu meningkatkan kapasitas pemeriksaan Lembaga Eijkman dari 360 tes per hari menjadi 1.000 tes per hari. Bantuan ini juga sebagai dukungan kami terhadap tujuan Presiden Indonesia Joko Widodo yang ingin meningkatkan kapasitas tes jadi 10 ribu per hari," kata Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Jonathan Austin, lewat pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (20/5).

Baca Juga

Sebelumnya, Pemerintah Selandia Baru telah menyalurkan dana sebesar Rp1,3 miliar ke Lembaga Eijkman untuk penguatan kapasitas pemeriksaan Covid-19. Sejak 16 Maret, Kementerian Kesehatan menunjuk Eijkman sebagai salah satu laboratorium utama untuk uji sampel Covid-19 di Indonesia.

Eijkman merupakan lembaga penelitian nonprofit yang berada di bawah naungan pemerintah dan berkedudukan di kompleks Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta.

"Dana bantuan ini diharapkan dapat membantu para ahli dan teknisi di Lembaga Eijkman untuk menggunakan alat dengan kapasitas tinggi yang telah terotomatisasi sehingga tes dan analisis yang dilakukan dapat mendukung riset lebih lanjut dan pengurutan genom Covid-19," kata Dubes Austin.

Ia juga menegaskan Pemerintah Selandia Baru berkomitmen bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19.

Sementara itu, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, menyambut baik bantuan Selandia Baru seraya menjelaskan dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan alat pemeriksaan dan perlengkapan terkait lainnya.

"Ketersediaan reagen dan alat pemeriksaan sekali pakai saat ini sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pemeriksaan Covid-19 di Indonesia, ini nantinya juga berdampak pada akurasi serta diagnosis yang dapat diandalkan," terang Prof Amin.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman saat ini telah melengkapi pengurutan genom tahap pertama untuk sampel Covid-19 di Indonesia. Pengurutan genom berperan penting menyediakan informasi asal virus dan mutasinya.

Data tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan obat dan vaksin Covid-19. Pemerintah Indonesia per Selasa (19/5) mencatat 18.496 orang positif tertular Covid-19. Dari angka itu, 1.221 meninggal dunia dan 4.467 lainnya sembuh.

Sejauh ini, masih ada 12.808 pasien positif yang menjalani perawatan atau 69,2 persen dari total pasien terkonfirmasi.

DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan kasus positif Covid-19 terbanyak yang jumlahnya mencapai 6.155 orang. Di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur menyusul dengan 2.377 pasien, diikuti oleh Jawa Barat 1.700 pasien positif, Jawa Tengah 1.175 pasien, Sulawesi Selatan 1.604, Banten 698, Sumatera Selatan 597 pasien, Kalimantan Selatan 484 pasien, Sumatera Barat 420 orang positif, dan Papua 389 pasien positif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement