REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat untuk tidak melanggar protokol kesehatan Covid-19 yang telah disusun. Dia mengatakan, sikap publik yang tak acuh terhadap protokol tersebut dapat membantu penyebaran virus lebih luas lagi di tengah masyarakat.
JK meminta publik untuk berdisiplin dalam mematuhi protokol kesehatan itu. Dia mengatakan, hal tersebut juga mengacu pada aturan pemerintah untuk tidak keluar rumah, menghidnari kerumunan, selalu memakai masker apabila keluar dan mencuci tangan.
JK menjelaskan, protokol kesehatan tersebut dibuat guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Dia mengatakan, ada risiko terhadap pribadi dan masyarakat atas sikap yang tidak mempedulikan anjuran yang telah dibuat.
"Ada risiko tepapar virus terhadap diri sendiri dan apabila kena maka kena juga keluarga Anda dan masyarakat. Anda punya dosa besar karena menularkan kepada masyarakat," kata JK melalui video conference di gedung BNPB Jakarta, Rabu (20/5).
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu mengatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya mencegah virus tersebut agar tidak berpindah-pindah. Ironisnya, masyarakat justru malah keluar rumah dan berkerumun hingga berpotensi memindahkan virus tersebut.
"Itu akan menyebabkan kesibukan para dokter Kita, rumah sakit kita akan penuh dan apabila tidak disiplin maka akan berakibat kepada kesakitan dan kematian," katanya.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyayangkan kembali ramainya tempat umum seperti pasar dan mal selama masa PSBB diterapkan. Masyarakat berbondong-bondong mulai kembali memadati pasar menjelang hari raya Idul Fitri ini.
“Kami juga prihatin, saya sangat prihatin karena masih adanya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” ujar dia saat konferensi pers, Rabu (20/5).
Ia menegaskan, jika masyarakat benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan mematuhi aturan PSBB, maka angka kasus corona pun akan semakin menurun. Namun, ia menilai masyarakat masih kurang peduli terhadap risiko tertularnya virus corona.
“Yang sangat kita kuatirkan apabila masyarakat masih kurang begitu peduli dengan risiko yang akan terjadi, masih ramai, masih sering kumpul-kumpul, masih sering melakukan aktivitas yang sebenernya bisa ditahan, bisa dihindari,” ucapnya.
Menjelang hari raya Idul Fitri ini, ia berharap masyarakat dapat mengendalikan diri untuk tak melakukan aktivitas yang melibatkan banyak orang. Sehingga, mata rantai penularan virus corona pun benar-benar terputus.
“Ini adalah waktu yang krusial buat kita, menjelang lebaran dan akhir lebaran, sekali lagi adalah saat-saat kritis kalau kita ingin segera memutus mata rantai penularan, kalau kita ingin segera ke kehidupan new normal, maka dua minggu terakhir adalah waktu terbaik,” kata dia.