Rabu 20 May 2020 18:54 WIB

UNS Kukuhkan Dua Guru Besar Fakultas Kedokteran

Kedua Guru Besar diminta segera kolaborasi riset dan inovasi mendegah Covid.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus raharjo
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, memberikan sambutan dalam sidang senat terbuka pengukuhan guru besar secara daring di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Rabu (20/5).
Foto: Republika/binti sholikah
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, memberikan sambutan dalam sidang senat terbuka pengukuhan guru besar secara daring di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengukuhkan dua Guru Besar baru dari Fakultas Kedokteran secara daring di Auditorium GPH Haryo Mataram Rabu (20/5). Pengukuhan ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Dua Guru Besar yang dikukuhkan tersebut yakni, Ari Natalia Probandari sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Reviono sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi.

Dengan pengukuhan Guru Besar baru tersebut, UNS menambah jumlah Guru Besar menjadi 220 orang. Sebanyak 122 orang di antaranya merupakan Guru Besar aktif. Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting dan bisa diakses masyarakat secara langsung dari akun Youtube milik UNS.

Dalam sidang senat terbuka pengukuhan Guru Besar tersebut, Ari Natalia Probandari, membacakan pidato pengukuhan berjudul Covid-19 Pandemic and Indonesian Health Systems Resilience: Lessons Learned and Ways Forward. Sedangkan Reviono membacakan pidato pengukuhan berjudul Covid-19 Penyakit Seribu Wajah, Seribu Masalah.

Dalam sambutannya, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, sedianya upacara pengukuhan Reviono dan Ari Natalia Probandari diselenggarakan pada 19 Maret 2020. Namun karena 13 Maret 2020 Kota Solo ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Corona (Covid-19), maka rencana pengukuhan Guru Besar tersebut ditunda.

"Kami memutuskan untuk melanjutkan rencana pengukuhan yang sebelumnya tertunda, meskipun dengan tata upacara secara online system atau telekonferensi via Zoom Cloud Meeting, Live Streaming Youtube dan IGTV, dengan menerapkan social distancing, dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah," tutur Jamal.

Ia mengaku bangga dengan lahirnya dua Guru Besar dari Fakultas Kedokteran. Sebab dalam masa pandemi Covid-19 ini keduanya memiliki peran penting untuk menghentikan laju berkembangnya virus mematikan tersebut.

Menurutnya, serangan virus corona ini layak disebut sebagai Perang Dunia ke-4, karena telah melibatkan 212 negara. Kasus positif corona sedunia per 19 Mei 2020 yang terkonfirmasi mencapai 4,8 juta orang, dan kurang lebih 318 ribu orang meninggal dunia. Pertaruhan terbesar dari kekalahan berperang melawan pandemi yakni runtuhnya sistem kesehatan nasional.

"Oleh karena itu, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional saya ingin memberikan dukungan dan motivasi kepada sejawat dokter, khususnya Prof Reviono, pakar penyakit saluran penafasan/pulmonolog dan Prof Ari Natalia Probandari, pakar ilmu kesehatan masyarakat, dengan kemampuan dan kapasitas keilmuan yang dimiliki, berhasil menghadapi wabah melalui pendekatan cegah, deteksi, dan respons," ujar Jamal.

Sebagai Guru Besar di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat, Reviono dan Ari diminta untuk segera melakukan mitigasi, kolaborasi riset dan inovasi guna mencegah dan menekan laju penyebaran virus. Bahkan, sebisa mungkin menemukan obat dan vaksin antivirus yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Covid-19 ini. Kolaborasi seperti itu akan menjadi kekuatan utama dalam menjalani pola hidup "the new normal" agar terbiasa berdamai dengan virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement