Senin 25 May 2020 00:15 WIB

PHRI Imbau Hotel Karantina Perjelas Aturan Kesehatan

Aturan kesehatan hotel karantina demi menghindari meluasnya penyebaran Covid-19.

PHRI Imbau Hotel Karantina Perjelas Aturan Kesehatan. Ilustrasi
Foto: wikipedia
PHRI Imbau Hotel Karantina Perjelas Aturan Kesehatan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta mengimbau seluruh hotel khususnya yang menjadi tempat karantina mandiri, salah satunya oleh anak buah kapal (ABK) agar memperjelas aturan kesehatan untuk memastikan tidak meluasnya penyebaran wabah Covid-19.

"Aturannya harus jelas karena hotel bukan hanya menyiapkan kamar untuk karantina tetapi juga harus berhadapan dengan orang yang mungkin terpapar atau berpotensi membawa Covid-19," kata Humas PHRI Surakarta Sistho A Sreshto, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Ia mengatakan harus ada protokoler kesehatan yang jelas, termasuk penggunaan peralatan yang wajib ada. "Sampai SOP-nya bagaimana itu juga harus ada," katanya.

Ia mengatakan untuk kebijakan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pengelola hotel, termasuk keputusan bahwa hotel sebagai tempat karantina mandiri. "Kami hanya mengingatkan selalu ada sisi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Kalau untuk sisi positifnya adalah ada pemasukan untuk hotel sehingga cashflow terjaga," katanya.

Meski demikian, ia meminta agar jangan sampai hotel yang bersangkutan di satu sisi mendeklarasikan diri sebagai hotel karantina, tetapi di sisi lain tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk menerapkan protokol kesehatan. "Jangan sampai malah staf yang akhirnya jadi korban dan selanjutnya berimbas ke tamu yang lain," katanya.

Sementara itu, ia juga meminta pengelola hotel yang menjadi tempat karantina mandiri tetap berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk memastikan pengawasan pelaku karantina mandiri ini. "Sebetulnya juga harus memberitahukan warga yang tinggal di sekitar hotel agar ke depan jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement