REPUBLIKA.CO.ID, Dr Rebekah Jones mengaku dipecat dari Departemen Kesehatan oleh gubernur negara bagian Florida setelah melakukan protes terhadap perintah untuk menyensor informasi.
ilmuwan yang berwewenang akan data Covid-19 di negara bagian Florida, Amerika Serikat, itu dipecat oleh Gubernur Florida, Ron DeSantis. Pemecatan tersebut datang pada hari yang sama saat negara bagian tersebut memutuskan untuk membuka bisnis seperti sediakala.
Dilansir dari The Guardian, pembukaan itu membuat warga kembali berjemur di pantai. Sementara itu, restoran, bioskop, pusat kebugaran hingga salon di setiap daerah diizinkan untuk beroperasi kembali pada Senin (18/5) waktu setempat.
Pada hari yang sama, Jones dipecat dari pekerjaannya. Peneliti itu dikenal mengarsiteki dan mengelola sebuah fitur layanan online yang diselenggarakan Gedung Putih pada April lalu. Sebuah program layanan yang disebut sebagai contoh dari transparansi dan integritas.
Jones mengungkapkan, dia memprotes perintah untuk menyensor informasi di konten tersebut. Pada Selasa waktu setempat, Jones mengaku dipecat karena menolak untuk mengganti data secara manual demi mendukung rencana pembukaan kembali.
Tudingan tersebut ditolak oleh juru bicara DeSantis. Dia mengungkapkan, Jones dipecat karena perilaku yang merusak dan bertindak di luar kendali.
Pemecatan Jones membuat marah peneliti di Florida. Mereka menyatakan, statistik yang akurat dan imparsial amat penting bagi pekerjaannya. “Tuduhan yang dibuat pemerintah Florida yang mencoba memanipulasi alter data demi pembukaan kembali lebih aman adalah aneh,” kata pejabat teras Partai Demokrat Terrie Rizzo kepada The Guardian dalam keterangan tertulis.
Jeremy Konyndyk, pejabat senior di Pusat Pengembangan Global, yang memimpin rezim Obama berperang melawan virus Ebola di Afrika Barat berkicau lewat Twitter. “Ini memicu pertanyaan tentang rendahnya angka di Flordia belakangan ini.”
Dilansir dari Worldmeters, Negara Bagian Florida tercatat memiliki jumlah total kasus positif Covid-19 sebanyak 46.944. Florida memiliki tingkat kematian lebih dari duaribu jiwa.
Sementara itu, Amerika Serikat mempertahankan posisi nomor satu sebagai negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak yakni sejumlah 1.570.908. Meski demikian, Presiden Donald Trump menganggap peringkat tersebut merupakan lambang kehormatan.