REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengenang Hari Pengasingan Tatar Krimea yang terjadi pada 76 tahun lalu dari tanah air mereka, semenanjung Krimea, Senin (18/5). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hami Aksoy menyoroti insiden 18 Mei 1944, yang dikenang sebagai hari peringatan pengasingan orang Turki Tatar di Krimea.
"76 tahun yang lalu hari ini (18 Mei), Tatar Turki Krimea, penduduk asli Krimea, secara paksa diusir dari tanah air mereka dan dideportasi dalam keadaan yang tidak manusiawi. Sebagian besar dari 250 ribu Tatar Krimea tewas dalam perjalanan atau dalam pengasingan. Tatar Krimea tidak dapat kembali ke tanah air mereka, semenanjung Krimea, selama beberapa dekade setelah pengasingan tahun 1944," kata Aksoy dalam sebuah pernyataan.
Pada 18 Mei 1944, puluhan ribu Tatar Krimea dideportasi ke Asia Tengah oleh rezim Soviet Joseph Stalin, yang menuduh mereka berkolaborasi dengan pendudukan pasukan Nazi. Tatar Krimeadideportasi ke berbagai wilayah di wilayah Soviet, khususnya Siberia dan Uzbekistan.
Hampir setengah dari orang-orang pengasingan, yang mengalami kondisi hidup mengerikan selama berbulan-bulan, diperkirakan meninggal karena kelaparan dan penyakit. Pengasingan berlanjut sampai 1987, ketika pemerintah Soviet mengizinkan 2.300 Tatar Crimea kembali ke tanah air mereka. Lalu diikuti 19.300 lainnya pada 1988.
Orang-orang Sirkasia, yang mayoritas penduduknya Muslim, sangat menderita di bawah pasukan Rusia dan menjadi sasaran pembersihan etnis. Sebuah perang pada 1864 di dekat kota pelabuhan Sochi di Laut Hitam mengakibatkan kekalahan bagi orang-orang Sirkasia dan Kekaisaran Rusia menyerang semua wilayah Kaukasia, sebuah wilayah yang membentang ke timur dari Laut Hitam bagian timur ke Laut Kaspia.
Seperti Tatar Krimea, hampir 1,5 juta orang Sirkasia diusir dari wilayah di sebelah timur Laut Hitam ketika dikuasai Rusia pada 1864. Sekitar 400 ribu-500 ribu orang diyakini telah tewas. Sebagian besar orang pengasingan Sirkasia dalam perlindungan Kekaisaran Ottoman, menetap di wilayah Yordania sekarang.