REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Volume sampah selama paruh pertama bulan Ramadhan di Abu Dhabi meningkat. Hampir 47 ton sampah telah dikumpulkan dengan rata-rata 3,11 ton setiap hari. Jumlah limbah yang dihasilkan pun mengalami kenaikan lima persen.
"Pusat Pengelolaan Limbah Abu Dhabi (Tadweer) telah meningkatkan upaya pengumpulan dan operasi pembersihan karena jumlah limbah yang dihasilkan naik lima persen selama bulan suci," kata Manajer Umum Tadweer, Dr Salem Al-Kaabi, dilansir dari Khaleej Times.
Tim Tadweer telah bekerja sepanjang waktu untuk mengirim limbah dari sekitar 150 ribu kontainer ke tempat pembuangan dan pengolahan sampah. Menjaga kebersihan kota adalah prioritas utama terutama di tengah situasi pandemi wabah Covid-19.
"Jadi, ketika Tadweer mengantisipasi peningkatan volume sampah pada bulan suci ini, pengumpulan dan pengolahan limbah tepat waktu dipastikan sebagai bagian dari rencana aksi yang solid," kata Al-Kalabi.
Selama Ramadhan ini, pengumpulan dan pengiriman sampah terus ditingkatkan. Tim yang terdiri dari 7.000 penyelia, pengemudi, pembersih dan penyapu juga bekerja secara bergiliran, sejalan dengan tindakan pencegahan Covid-19.
Al-Kalabi juga mengatakan, Tadweer telah mengembangkan rencana aksi yang efisien untuk bulan suci Ramadhan saat Uni Emirat Arab (UEA) sedang melalui masa-masa sulit karena wabah global pandemi Covid-19. "Tim kami sangat terkualifikasi, terlatih, dan dilengkapi untuk mencapai tujuan pemerintah Abu Dhabi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan," kata dia.
Langkah selanjutnya juga dilakukan untuk memastikan kebersihan di pusat pengujian Covid-19 di Al-Wathba, Mussafah, Madinat Zayed City di Al-Dhafra dan Al-Hili di Al-Ain City. Selain menyediakan wadah khusus di sana, tim Tadweer dengan cepat mengumpulkan dan mengolah limbah medis untuk mencegah risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Selama aturan jaga jarak selama bulan suci diterapkan, Tadweer telah mengadopsi pendekatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, yakni menggunakan portal berita elektronik, buletin, dan saluran media sosial. Hal ini untuk menyebarluaskan pedoman kebersihan dan mendidik masyarakat soal penanganan limbah rumah tangga yang tepat.
"Dalam mendorong kesadaran ini, kami telah menyoroti pentingnya merasionalisasi konsumsi, memilah limbah, dan mengurangi limbah makanan mengingat dampak lingkungan, ekonomi dan sosialnya yang luas," katanya.