REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin eksekutif Walt Disney, Kevin Mayer, resmi menjadi CEO aplikasi video TikTok. Langkah ini diharapkan menjadi jalan mulus bagi TikTok untuk menjadi raksasa global.
Hal tersebut mengingat aplikasi asal China itu kerap diadang beragam masalah regulasi, perizinan, dan persaingan dengan raksasa lain seperti Facebook dan Google. Mayer yang memiliki rekam jejak positif bagus dalam hal negosiasi, relasi di Hollywood, dan birokrasi Amerika Serikat (AS), sangat menjanjikan bagi TikTok.
Mayer mengambil tanggung jawab luas dalam peran barunya. Dia akan bertanggung jawab untuk pengembangan perusahaan, penjualan, pemasaran, urusan publik, keamanan, moderasi, dan hukum ByteDance (konglomerasi yang menaungi TikTok), serta pengembangan global.
Pria berusia 58 tahun itu juga memiliki pemahaman baik tentang cara bekerja dengan perusahaan lain dan talenta top, sesuatu yang diperlukan TikTok dalam menghadapi label rekaman dan artis. Pada April 2019 misalnya, tiga label rekaman terbesar di industri musik menuntut TikTok membayar lebih untuk lagu dari artis mereka yang digunakan di TikTok. Hal ini menyebabkan perselisihan antara TikTok dan label. Hingga kini perjanjian jangka panjang tersebut masih harus diselesaikan.
Mayer adalah pimpinan "ganas" di bawah persaingan yang ketat. Hal ini diyakini akan membantu TikTok menjadi perusahaan media sosial terbesar. Peningkatan pengguna TikTok di AS begitu pesat, meningkat hingga 97 persen pada 2019, naik dari 18,8 juta menjadi 37,2 juta. Namun pertumbuhan melambat pada awal 2020 sebelum mewabahnya pandemi Covid-19 di AS.
Sekarang, dengan adanya pembatasan jarak sosial, TikTok kembali melihat lonjakan pertumbuhan karena lebih banyak orang mengunduh aplikasi ini. TikTok masih dalam fase awal membangun bisnis.
"Mayer, seseorang dengan latar belakang yang kuat dalam dunia hiburan video menjadi aset luar biasa bagi mereka," kata analis utama eMarketer's Insider Intelligence, Debra Williamson dilansir di the Verge, Kamis (21/5).
ByteDance masih menghasilkan sebagian besar pendapatannya di China. Sebab itulah, tujuan besar Mayer adalah membuat basis pengguna TikTok kian besar dan menguntungkan. Saat ini, sumber pendapatan utama TikTok adalah iklan, yang mana bukan keahlian dari Mayer.
Williamson mengatakan pada dasarnya TikTok adalah media video. Menurut dia, masuk akal jika mereka ingin masuk ke konten asli. Mereka memiliki fondasi yang sangat baik untuk melakukan itu karena orang-orang telah beralih ke TikTok untuk menonton video. "Melihat latar belakang Mayer, itu sangat selaras dengan apa yang ingin TikTok lakukan," kata Williamson.
Mayer juga menghadapi tantangan yang besar yaitu membuat TikTok menjadi perusahaan yang sah di mata Kongres. Senator AS telah memperingatkan bahwa aplikasi TikTok yang berasal dari China dapat menimbulkan potensi ancaman keamanan bagi negara. Mantan kepala TikTok Alex Zhu menepis tuduhan itu.
Untuk membuktikan pernyataannya, TikTok juga mulai aktif menunjukkan perannya di AS dan bekerja sama dengan para pakar keselamatan anak guna mencegah eksploitasi. Tak hanya itu, TikTok juga mempekerjakan sejumlah orang yang bertugas menjalin hubungan baik dengan anggota parlemen di Washington, DC.
"Memiliki seorang eksekutif seperti Kevin Mayer berdampak baik bagi perusahaan. Mayer adalah seseorang yang tepat dan piawai menghadapi regulasi dan senator," kata Williamson.