REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay menyayangkan viralnya seorang selebgram yang mengumumkan akan melelang keperawanan dengan harga Rp 2 miliar. Ia menilai wajar kemudian publik mengecam aksinya tersebut.
"Walaupun sudah meminta maaf, pernyataan itu tetap menyisakan kontroversi dan polemik. Karena itu, pernyataan seperti itu bukanlah objek candaan. Buktinya, ada banyak yang mengecam dan marah. Artinya, orang tidak melihat ada candaan di situ," kata Saleh kepada Republika, Kamis (21/5).
Menurutnya, pernyataan menjual keperawanan untuk bantuan covid-19 juga dinilai sangat melenceng dan tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Ia melihat, ada pertentangan dalam pernyataan itu. Di satu sisi, niatannya membantu orang yang kesusahan dianggap mulia, tetapi di sisi lain menjual keperawanan dianggap sebagai sebuah penistaan.
"Logika awam tentu akan menolak jika ada orang yang beramal melalui cara yang tidak baik. Niat mulianya bisa luluh karena caranya tidak baik," ujarnya.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengingatkan agar seluruh masyaraka, khususnya selebgram menjaga etika komunikasi di media sosial. Ia menyarankan, agar mencari konten-konten yang lebih kreatif dan positif jika ingin mencari ketenaran.
"Bermain medsos ini kan tidak mudah. Selain harus pintar, konten yang dipilih juga harus menarik. Yang menarik itu tentu hanya bisa diproduksi oleh orang-orang yang kreatif," ujarnya.
Sebelumnya jagat dunia maya dikejutkan dengan kemunculan video seorang selebgram bernama Sarah Salsabila yang menawarkan keperawananya untuk dilelang dengan harga Rp 2 miliar untuk didonasikan kepada korban covid-19. Namun, belakangan dirinya meminta maaf dan menyesal terkiat viralnya video tersebut.