REPUBLIKA.CO.ID, Lebaran menjadi momentum silaturahim antar handai taulan. Sayangnya, waktu yang mulia ini masih dinodai dengan perilaku manusia yang kerap memamerkan hartanya. Padahal, saat ini kita masih pada masa kritis. Allah SWT telah melarang kita untuk memamerkan harta dan membanggakannya. Larangan Allah ini tertuang dalam QS at- Takatsur.
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (1) sampai kamu masuk ke dalam kubur. (2) Jangan lah begitu, kelak kamu akan me ngetahui (akibat perbuatanmu itu), (3) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (4) Ja ngan lah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (5) niscaya kamu benarbenar akan melihat neraka Jahiim, (6) dan sesungguhnya kamu benarbenar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, (7) kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu) (8).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, bermegah-megahan di sini dimaksudkan, manusia disibukkan oleh kecintaan kepada dunia, kesenangan dan perhiasannya. Mereka melupakan upaya untuk mencari pahala akhirat dan memburunya. Urusan dunia ini terus-menerus menyibukkan manusia hingga maut datang menjemput.
Padahal, Rasulullah pernah ber sabda: Ibnu Adam mengatakan, "Hartaku, tiadalah bagimu dari hartamu selain dari apa yang eng kau makan lalu engkau lenyapkan, atau yang engkau pakai lalu eng kau lapukkan; atau engkau sede kahkan lalu engkau lanjutkan. Kita bisa belajar dari kisah Qa run. Seorang miskin yang kemudian kaya kemudian gemar mema merkan harta kekayaannya. Saat keluar dari istana, Qarun berjalan dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. ''Maka, keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya.'' (al-Qashash : 79).
Menurut sejumlah riwayat, ketika Qarun memamerkan harta kekayaannya, ia menggunakan pa kaian yang sangat mewah. Jumlah harta benda yang dibawanya harus diangkut oleh 60 ekor unta, dengan didampingi sebanyak 600 orang pelayan yang terdiri atas 300 lakilaki dan 3.000 orang perempuan. Saat itu, Qarun juga dikawal seba nyak 4.000 orang dan diiringi oleh sebanyak 4.000 binatang ternak yang sehat.
Karena kemegahan dan keindahan pakaian Qarun, orang-orang yang menyaksikannya juga menginginkan kekayaan seperti yang dimiliki Qarun. Kesombongan Qarun itu tampak ketika ia mengatakan, harta yang diperolehnya karena ilmu yang dimilikinya (QS 28:78). Karena kesombongannya itu, Allah mengazabnya dengan ditenggelamkannya Qarun ke dalam perut bumi. ''Maka, Kami be namkanlah Qarun beserta ru mah nya ke dalam bumi. Maka, ti dak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan, tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS 28:81). Wallahu'alam