REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kekhalifahan Umar bin al-Khattab berlangsung selama 10 tahun. Masa kekhalifahan Umar merupakan masa-masa terbaik sepanjang sejarah Islam setelah wafatnya Rasulullah dan Abu Bakar ash-Siddiq.
Adapun kekhalifan Abu Bakar berlangsung selama dua tahun tiga bulan. Setelah itu, dia pun wafat. Sebelum wafat, dia menyerahkan urusan kekhalifahan kepada Umar. Maka, orang-orang pun membai’at Umar.
Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Utsman bin Muhammad al-Khamis, Abu Bakar menganggap Umar adalah orang yang paling pantas memikul tugas ini. Oleh sebab itu, Abu Bakar memilihnya sebagai penggantinya. Kaum Muslimin kemudian membai’atnya, maka jadilah Umar salah seorang Khalifah Rasulullah SAW.
Umar menjadi khalifah pada awal teriadinya perang sengit di Syam. Ketika itu, kaum Muslimin tengah berkumpul di Yarmuk berhadapan dengan pasukan Romawi yang jumlah personilnya begitu banyak.
Meskipun demikian, kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang gemilang pada perang tersebut. Damaskus, Himsh, Qansirin, dan Ajnadin juga dapat dibebaskan. Setelah itu, terjadi lagi pembebasan yang besar, yaitu pembebasan Baitul Maqdis.
Kaum Muslimin pun bebas berjalan di daerah-daerah bangsa Romawi. Selanjutnya, 'Amr bin al-Ash berangkat menuju Mesir dan membebaskannya. Sedangkan Sa'ad bin Abu Waqqash berangkat menuju ke timur, tempat negeri Persia berada. Sa'ad juga berhasil mengalahkan mereka, dan menimpakan kekalahan telak bagi mereka.
Berikutnya, terjadi Perang Qadisiyah yang dipimpin oleh Sa'ad bin Abu Waqqash. Perang ini termasuk perang yang sangat menentukan. Setelah itu, terjadilah pembebasan Khurasan. Pembebasan-pembebasan wilayah memang banyak terjadi pada zaman Umar.
Umar selalu mengawasi para gubernumya dengan sangat ketat. Ia selalu bertanya dan mencari-cari kabar tentang mereka kepada orang-orang. Muhammad bin Maslamah adalah petugasnya dalam mengawasi para gubernur.
Salah satu metode pemerintahan yang Umar gunakan adalah berpatroli pada malam hari. Ia sangat memerhatikan keamanan Madinah. Ia tidak mengizinkan para sahabat terkemuka keluar dari Madinah, karena merekalah orang-orang penting yang setiap saat diajak bermusyawarah dalam urusan-urusan umat.
Keadilan pun menyebar, sampai-sampai utusan Kisra (kaisar Persia) berkata ketika melihat Umar tidur di bawah pohon, padahal dia adalah Amirul Mukminin, "Engkau memimpin dengan adil sehingga merasa aman dan bisa tidur dengan tenang".