REPUBLIKA.CO.ID, CONNECTICUT -- Bantuan dan donasi terus digencarkan banyak orang untuk saling tolong menolong dan bahu membahu di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan oleh Chelsea Phaire, seorang anak berusia 10 tahun yang berasal dark Danbury, Connecticut, Amerika Serikat (AS).
Dilansir di laman KTLA, Kamis (21/4), dia telah mengirim lebih dari 1.500 perlengkapan seni menggambar kepada anak-anak di panti asuhan. Dia ingin memberikan sesuatu yang menggembirakan untuk dilakukan ketika mereka merasa sedih pada masa pandemi ini.
Perlengkapan itu meliputi spidol, krayon, kertas, buku mewarnai, pensil warna, dan pena gel. Phaire mengirimkan perlengkapan itu ke sekolah dan tempat penampungan di seluruh negeri sebagai bagian dari sebuah organisasi yang didirikan oleh Chelsea dan orangtuanya, yang diberi nama Chelsea's Charity.
"Sejak dia berusia tujuh tahun, dia memohon kepada saya dan ayahnya untuk memulai kegiatan amal," kata Candace Phaire, ibu Chelsea.
Menurut Candace, Chelsea begitu gigih untuk menanyakan setiap bulan, tentang kapan dia dan keluarganya bisa memulai organisasi ama Chelsea's Charity. Ketika dia berusia 10 tahun, dia bertanya lagi kepada kedua orang tuanya itu dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk melakukannya karena sekarang adalah waktu yang tepat.
Chelsea yang merupakan siswa kelas 6 itu meluncurkan Chelsea's Charity saat hari ulang tahunnya pada Agustus 2019. Saat itu, dia meminta tamu pesta untuk menyumbangkan perlengkapan seni alih-alih menjadi hadiah ulang tahunnya.
Setelah pesta ulang tahunnya, Chelsea menggunakan sumbangan untuk mengirimkan 40 perlengkapan seni pertamanya ke tempat penampungan tunawisma di New York. Keluarga itu kemudian membuat daftar harapan Amazon yang penuh dengan perlengkapan seni.
Setiap kali mereka mendapatkan sumbangan yang cukup, mereka mengepak perlengkapan ktu dan mengirimkannya kepada anak-anak secara langsung. Hanya dalam lima bulan pertama, Chelsea dan ibunya mengirimkan hampir 1.000 perlengkapan kepada anak-anak di tempat penampungan tunawisma, panti asuhan, tempat penampungan wanita. Mereka juga mengirimkan perlengkapan itu kepada sekolah yang terkena dampak kekerasan senjata.
Sebelum pandemi, Chelsea dapat melakukan perjalanan dengan ibunya di seluruh negeri untuk bertemu anak-anak secara langsung. Mereka bahkan mengajarkan mereka beberapa tips menggambar favoritnya.
Saat ini, sekolah pun ditutup. Anjuran untuk menjaga jarak sosial membuat Chelsea tak mungkin berinteraksi secara fisik dengan anak-anak. Sebaliknya, dia dan ibunya mengirimkan perlengkapan seni.
Sejak sekolah-sekolah mulai tutup mulai Maret, keluarga itu telah mengirim lebih dari 1.500 perlengkapan ke sekolah, tempat penampungan, dan rumah asuh di 12 negara bagian di AS.
"Saya merasa senang mengetahui betapa bahagianya mereka ketika mereka mendapatkan perlengkapan seni mereka," kata Chelsea.
Dia merasa benar-benar tumbuh sebagai pribadi karena ini. Dia bermimpi ingin bertemu setiap anak di seluruh dunia dan memberi mereka perlengkapan seni.
"Siapa tahu, mungkin jika kita melakukan itu dan kemudian anak-anak kita melakukannya, kita akan memiliki kedamaian dunia," ujar Chelsea.
Tak hanya itu, Chelsea juga membantu anak-anak yang trauma melalui seni. Hal itu terinspirasi ketika Chelsea berusia 8 tahun, saat dia kehilangan seseorang yang sangat dekat dengan hatinya, yaitu instruktur renangnya.
Instruktur renang yang sudah dia anggap sebagai keluarga terbunuh karena kekerasan senjata saat mengajar renang. Saat itulah seni menjadi hal yang bukan lagi menjadi hobi Chelsea, melainkan menjadi sebuah terapi.
Mengetahui bahwa anak-anak lain juga mengalami trauma, Chelsea terilhami untuk membantu membuat seni lebih mudah diakses untuk membantu orang lain mengatasi perasaan mereka.
"Terapi seni sedang diresepkan lebih banyak untuk mendukung kesehatan mental anak-anak muda, terutama mereka yang memiliki kekurangan sosial dan emosional," ujar seorang profesor dan mantan guru pendidikan anak usia dini, Phaire.
Salah satu organisasi yang menerima perlengkapan seni dari Chelsea adalah James Storehouse. Organisasi itu adalah sebuah organisasi nirlaba yang melayani anak-anak di panti asuhan mulai dari buaian hingga kuliah.
"Ketika seorang anak atau remaja memasuki panti asuhan, mereka biasanya tidak memiliki barang-barang mereka sendiri," kata Direktur Eksekutif James Storehouse, Stacy DeWitt.
Adanya kiriman perlengkapan seni tersebut merupakan bantuan yang amat berguna sehingga anak-anak dan remaja memiliki alat kreatif untuk memproses emosi mereka. "Perlengkapan itu fantastis bagi orang tua asuh yang memiliki anak di rumah selama anjuran tinggal di rumah," ujarnya.