Kamis 21 May 2020 17:08 WIB

PTPN dan Perhutani Jadi Satu Klaster untuk Swasembada Gula 

Dengan penggabungan klaster BUMN, diharapkan impor gula bisa dihentikan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (21/5). Kemudian, kunjungan dilanjutkan ke Kantor Bio Farma di Jalan Pasteur dan terakhir kunjungan ke Gudang Bulog Jabar di Jalan Gede Bage Kota Bandung.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Erick menyerahkan bantuan kesehatan dan pangan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (21/5). Kemudian, kunjungan dilanjutkan ke Kantor Bio Farma di Jalan Pasteur dan terakhir kunjungan ke Gudang Bulog Jabar di Jalan Gede Bage Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri BUMN Erick Thohir akan melibatkan masyarakat untuk mewujudkan swasembada gula pasir dalam negeri. Saat ini, Indonesia masih tergantung dengan impor gula pasir tersebut. 

Erick mengatakan, saat ini kebutuhan gula dalam negeri adalah 3,5 juta ton per tahun. Sementara Bulog sendiri hanya mampu mengadakan 800.000 ton gula saja. Sisanya disuplai oleh swasta sebanyak 1,2 juta ton. 

Baca Juga

"Jadi ada delta 1,5 juta ton gula yang selama ini dipenuhi dari impor," ujar Erick di sela-sela kunjungannya ke gudang Bulog di Gedebage, Kota Bandung, Kamis (21/5). 

Menurut Erick, saat ini pihaknya sedang menyusun road map dengan melibatkan PTPN dan Perhutani. "Kita mau jadikan satu klaster. Dengan jumlah lahan gulanya bisa 130 ribu hektare tambah dengan kerja sama masyarakat 140 ribu jadi 270 ribu hektare," katanya.

Berdasarkan perhitungan, kata dia, jika per hektare menghasilkan 7 kg gula, diharapkan dengan penggabungan kluster BUMN dan rakyat bisa swasembada gula. Dengan demikian Indonesia tidak perlu impor lagi karena sudah bisa memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. 

"Tapi ini road map bisa terwujud sekitar 2 sampai 3 tahun. Kita coba, tapi tak bisa terus bicara ini bulan depan enggak impor. Enggak bisa, impor masih tetap ada," katanya.

Kunjungannya ke gudang Bulog ini, kata dia, salah satu alasannya untuk mengecek langsung distribusi Bulog dan BUMN pangan sudah baik. Ke depannya, ia pun ingin memastikan penggabungan kluster pangan, baik PTPN Perhutani dan Bulog.  

"Mau ada road map. Swasembada gula tiga empat tahun ke depan bisa lancar. Dengan hitungan awal 270 ribu hektare kali 7 kilo ya kita enggak usah impor gula lagi supaya tak ada permainan impor gula lagi. Yang kasihan harga tetap tinggi," paparnya.

Selain itu, Erick pun ingin memastikan kelancaran distribusi paket sembako yang dilakukan BUMN. "Saya cek kondisi beras sangat cukup. Gula juga masuk, harga bukan wewenang saya. Saya ingin mastikan distribusi yang dilakukan Bulog dan BUMN pangan itu benar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement