Kamis 21 May 2020 20:10 WIB

Masjid Agung Jawa Tengah tak Selenggarakan Sholat Idul Fitri

Umat diimbau sholat di rumah yang akan menjadi pengalaman langka karena pertama kali.

Umat Islam melakukan sholat Idulfitri  di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Umat Islam melakukan sholat Idulfitri di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) memutuskan tidak menyelenggarakan Sholat Idul fitri 1441 Hijriah, baik untuk umum maupun internal pengurus. Keputusan tersebut diambil melalui rapat pimpinan Kamis (21/5) hari ini.

"Keputusan sebagai ketaatan atas Fatwa MUI Pusat, Tausiyah Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Tausiyah MUI Jateng hingga realitas kondisi di Jateng angka penyakit virus corona (Covid-19) masih tinggi dan masih masuk kategori zona merah," kata Ketua Panitia Pengelola (PP)MAJT Kiai Noor Achmad MA didampingi Sekretaris Kiai Muhyiddin di Semarang, Kamis.

Baca Juga

Ia berharap sekitar 30.000 umat Islam yang selama ini memadati Sholat Id di MAJT agar memahami dan melaksanakan Sholat Id di rumah masing-masing secara berjemaah. Ia mengatakan hal itu akan menjadi pengalaman langka karena baru pertama kali terjadi dalam sejarah dunia.

Keputusan yang dilakukan MAJT yang merupakan masjid besar bereputasi internasional ini, kata dia, yang terbaik untuk kemaslahatan umat. Ia menambahkan keputusan ini sekaligus ikhtiar untuk mencegah meluasnya Covid-19.

"Berdasarkan komunikasi dengan Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman Jateng, keduanya juga sepakat tidak menyelenggarakan Shalat Id. Mudah-mudahan masjid se-Jateng juga mengikutinya karena sudah ada contoh tiga masjid tersebut," ujarnya.

Noor Achmad yang juga sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat menyampaikan, Wantim MUI Pusat juga mengeluarkan tausiyah terkait Sholat Id tertanggal 20 Mei 2020 yang ditandatangani Ketua Prof Dr HM Din Syamsuddin MA dan Sekretaris Prof Dr KH Noor Achmad MA. Tausiyah berisi imbauan kepada umat Islam agar menyongsong Idul Fitri dengan penuh syukur dan gembira karena dapat menunaikan ibadah-ibadah Ramadhan dengan baik di tengah keprihatinan sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Masyarakat juga diminta menaati Fatwa MUINomor 14/2020 tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19 dan pandangan para ahli kesehatan, terutama untuk memelihara diri dari bahaya wabah corona dengan cara menjaga jarak sehat secara fisik," ujarnya.

Bagi umat Islam yang berada di kawasan persebaran corona terkendali atau zona hijau dapat menunaikan Shalat Idul Fitri seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan yang persebaran corona tidak terkendali atau zona merah agar dilaksanakan di rumah secara berjamaah bersama keluarga.

Penentuan zona terkendali atau tidak terkendali diputuskan melalui musyawarah antara pemerintah beserta MUI atau ormas-ormas Islam. Umat Islam juga diserukan agar di penghujung Ramadhan semakin meningkatkan ibadah dan amal sosial dengan menyegerakan zakat fitrah, infak, dan sedekah, serta zakat mal kepada mustahiq, terutama yang terkena terdampak wabah corona secara ekonomi.

Selain itu, juga dianjurkan menggemakan takbir, tahlil, dan tahmid dari rumah masing-masing dan dari masjid-masjid tanpa jamaah serta melaksanakan silaturahim Idul Fitri secara virtual dengan tetap menghayati makna Idul Fitri sebagai hari raya kesucian, kekuatan, dan kemenangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement