REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Saat masih aktif bermain, tak ada yang meragukan komitmen Francesco Totti untuk AS Roma. Sejak memulai karier profesional, hingga pensiun, Totti setia bersama Roma.
Namun siapa sangka pada 2003 silam, Totti nyaris membelot. Pangeran I Lupi itu hampir berseragam Lazio.
Sebagian keluarga Totti merupakan penggemar Biancoceleste. Ia berada di antara dua pilihan. Ibunya menyukai skuat biru langit, mengikuti neneknya. Pada akhirnya Totti bertahan di La Magica.
"Ayah dan saudara saya, pendukung Roma, tapi ada keluarga saya yang lebih menyukai Lazio. Mereka (Lazio) akan membayar saya. Untungnya saya membuat pilihan tepat," kata sosok yang kini berusia 43 tahun kepada Majalah Spanyol, Libero, dikutip dari Football Italia, akhir pekan lalu.
Sebagian besar penikmati bola paham bagaimana rivalitas Roma dan Lazio. Totti bisa saja dicap sebagai pengkhianat, andai ia menuju Le Aquile.
Di tahun yang sama, muncul tawaran dari Real Madrid untuknya. Totti nyaris pula merapat ke Santiago Bernabeu.
Saat Totti tengah mempertimbangkan tawaran El Real, Presiden Roma Fransesco Sensi berbicara dengannya. Situasi demikian memantapkan hatinya setia memakai kostum Giallorossi.
"Itu pilihan dari hati, di mana keluarga, teman, dan Roma menjadi bagian dari pertimbangan tersebut. Saya ingin membuat sesuatu yang jarang dilakukan orang lain. Biasanya orang sulit menolak klub seperti itu," jelas Totti.
Tak terbantahkan, pemenang Piala Dunia 2006, legenda terbesar AS Roma. Selama aktif bermain, Totti membela I Lupi dalam 785 laga di berbagai ajang dan mencetak 307 gol.