Jumat 22 May 2020 07:07 WIB

Khabib: 14 Meninggal Malam Hari, Tidak Sempat Dikuburkan

Khabib merasa jengkel terhadap orang-orang yang masih meremehkan ancaman Covid 19.

Khabib Nurmagomedov.
Foto: Dok. IG Khabib Nurmagomedov
Khabib Nurmagomedov.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khabib Nurmagomedov, pemegang sabuk juara dunia kelas ringan UFC, membeberkan bagaimana seriusnya ancaman virus Corona. Di desa tetangganya, belasan orang meninggal dunia diduga karena virus corona dan tidak sempat bisa dikuburkan.

''Di desa tetangga, ada 14 orang yang meninggal pada malam hari,'' kata Khabib, seperti dikutip Republikbola dari Bloodyelbow.com, Kamis (21/5). ''Tidak ada cukup waktu untuk menguburkan jenazah-jenazah tersebut.''

Pernyataan Khabib tersebut terkait komentar netizen di media sosial Instagram yang menyebut isu corona hanyalah kabar bohong alias hoaks. Petarung MMA yang memiliki julukan The Eagle ini merasa jengkel terhadap orang-orang yang masih meremehkan ancaman Covid 19.

Corona tidak hanya mengancam desa tetangga. Desa Khabib di Makhachkala, Dagestan, Rusia juga tidak lepas dari ancaman wabah virus corona.

''Di desaku, 500 orang lebih mengalami pneumonia dalam waktu bersamaan,'' kata Khabib. ''Sebanyak 11 orang meninggal dunia dan lusinan lebih dari desaku kini dirawat di rumah sakit.''

Khabib mengaku tidak habis pikir jika masih ada orang yang tidak mempercayai ancaman virus corona. Dengan nada sinis, Khabib mengatakan kepada mereka: ''Maaf, saya mungkin tidak secerdas Anda.''

Pernyataan Khabib tentang kondisi Dagestan telah memberikan gambaran serius terkait ancaman Corona di sana. Ini menimbulkan kecurigaan bahwa angka resminya yang dilaporkan pihak pemerintahan setempat tidaklah akurat. Per tanggal 19 Mei, laporan pemerintah setempat menyebutkan ada sebanyak 3.553 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 32 orang.

Tapi, sejak Khabib angkat bicara soal kondisi di Dagestan, Menteri Kesehatan Dagestan Dzhamaludin Gadzhiibragimov akhirnya ikut bersuara. Dia menyebut jumlah kasusnya kemungkinan mencapai 13.000 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 657 orang.

Perbedaan angka tersebut terjadi karena sejumlah kasus hanya dicatat sebagai pneumonia daripada Covid 19. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengujian Covid 19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement