Jumat 22 May 2020 07:10 WIB

Dampak Positif Pandemi Covid-19 Literasi IT Naik

Dampak positif pandemi berupa literasi IT dan kemudahan akses prosedur digital

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Petugas menyiapkan paket sebelum dikirim ke alamat tujuan di Kantor Sentral Distribusi Kantor Pos Besar Madiun, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Menurut petugas, selama masa pandemi COVID-19 terjadi peningkatan jumlah pengiriman paket dari empat hingga lima ton menjadi sembilan hingga 10 ton per hari yang sebagian besar merupakan paket belanja daring
Foto: ANTARA/ siswowidodo
Petugas menyiapkan paket sebelum dikirim ke alamat tujuan di Kantor Sentral Distribusi Kantor Pos Besar Madiun, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Menurut petugas, selama masa pandemi COVID-19 terjadi peningkatan jumlah pengiriman paket dari empat hingga lima ton menjadi sembilan hingga 10 ton per hari yang sebagian besar merupakan paket belanja daring

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Taufik Mulyono menilai pandemi Covid-19 tidak melulu berdampak negatif. Sebab, ada dampak positif salah satunya terkait IT.

"Dampak positif pandemi Covid-19 berupa literasi IT dan kemudahan akses prosedur digital yang dapat dimanfaatkan sektor pos dan logistik untuk mempercepat distribusi logistik kemanusiaan," kata Agus dalam webinar Kontribusi Pos dan Logistik untuk Mengatasi Pandemi Covid belum lama ini.

Baca Juga

 

Ia menilai, pemerintah harus segera mendefinisikan perangkat legal aturan main donor logistik kemanusiaan bencana non-alam. PT Pos Indonesia dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) bisa berperan.

"Dapat berperan sebagai donor untuk mengelola distribusi bahan bantuan logistik kemanusian pada masa dan pascapandemi Covid-19," ujar Agus.

Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono menyampaikan, PT Pos Indonesia selama pandemi terus melayani masyarakat. Meskipun, terkendala sisi pengiriman barang karena pembatasan transportasi dengan penerapan PSBB.

Selain mendukung layanan pengiriman alat kesehatan untuk tenaga medis, PT Pos Indonesia dipercaya menyalurkan bantuan sosial baik tunai dan non-tunai. Tantangan terbesar pendistribusian bansos adalah soal data alamat penerima bantuan.

"Sebab, data keluarga miskin semakin bertambah. Kita memiliki 58 juta data alamat. Kita olah dengan teknologi AI sehingga kita memiliki data 8,3 juta data alamat sebagai target tujuan pengiriman," kata Gilarsi.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan saat pandemi pengiriman alat kesehatan seperti APD, masker, dan peralatan kesehatan lain sangat penting. Sebab, barang-barang tersebut menjadi komponen utama menanggulangi penyebaran Covid-19.

Di sisi lain, perubahan perilaku masyarakat dari belanja luring jadi daring merupakan peluang sektor ini untuk berkembang. Meskipun, perubahan perilaku dapat terjadi pula ketika pandemi berakhir. "Namun hal itu menjadi peluang dan tantangan sektor pos dan logistik di era new normal," ujar Sultan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement