Jumat 22 May 2020 13:53 WIB

Permintaan Daging Sapi di Tasikmalaya Turun 30 Persen

Penurunan permintaan daging sapi karena banyak rumah makan tutup akibat pandemi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Tasikmalaya, mencatat, permintaan daging sapi potong mengalami penurunan pada momen jelang Lebaran dibanding tahun sebelummya.
Foto: ANTARA/reno esnir
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Tasikmalaya, mencatat, permintaan daging sapi potong mengalami penurunan pada momen jelang Lebaran dibanding tahun sebelummya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya mencatat permintaan daging sapi potong mengalami penurunan pada momen menjelang Lebaran dibanding tahun sebelummya. Permintaan penurunan itu rata-rata mencapai 30 persen.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya Tedi Setiadi mengatakan, produksi sapi di rumah potong hewan (RPH) milik pemerintah menjelang Lebaran tak sebanyak permintaan pada tahun sebelumnya. Ia menyebutkan, pada H-3 Lebaran, sapi yang dipotong di RPH milik pemerintah hanya 68 ekor. Jumlah ini menurun dibandingkan momen yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu 98 ekor. Sementara itu, pada H-2 Lebaran tahun lalu tercatat ada 198 ekor sapi dipotong, tetapi tahun ini hanya 160 ekor.

Baca Juga

Ia menambahkan, produksi juga berkurang di RPH swasta hingga 50 persen. "Rata-rata penurunan 30 persen," kata dia, Jumat (22/5).

Menurut dia, penyebab turunnya produksi daging sapi di RPH tak lain karena terjadi pandemi Covid-19. Apalagi, selama pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), banyak rumah makan yang tidak beroperasi.