REPUBLIKA.CO.ID, MANADO--Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) berencana menggelar pasar murah Lebaran 2020 di wilayah perbatasan. Pasar murah ini digelar di tengah kondisi pandemi yang melanda sebagian besar wilayah di Indonesia.
Provinsi Sulut sendiri mengalami penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 30 kasus pada Kamis (21/5) kemarin. Kota Manado menjadi penyumbang terbanyak penambahan kasus dengan 22 kasus positif kemarin.
Namun, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulut Ronny Erungan mengeklaim, pasar murah akan digelar di daerah perbatasan. "Wilayah perbatasan Sulut ada tiga yakni Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud," kata Ronny Erungan di Manado, Jumat (22/5).
Ronny mengatakan pasar murah Lebaran, untuk memprioritaskan masyarakat yang merayakan Idul Fitri. Selain itu, pasar murah ini juga ditujukan bagi warga di wilayah kepulauan perbatasan dengan negara tetangga Filipina.
"Pasar murah Lebaran tahun ini akan diprioritaskan juga bagi masyarakat kepulauan yang berbatasan dengan Filipina yakni Kabupaten Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Sitaro," katanya.
Ia mengatakan pasar murah lebaran tahun ini pertama kali akan dibuat di tiga kabupaten kepulauan yang berbatasan dengan negara sahabat itu. "Kami melakukan di sana mengingat cuaca saat ini tidak menentu karena ke daerah tersebut harus menempuh perjalanan laut," katanya.
Ia menambahkan pihaknya akan menggelar pasar murah lebaran di puluhan titik yang tersebar di 15 kabupaten dan kota se-Sulut, paling banyak akan dilakukan di Kota Manado dan Kabupaten Bolaang Mongondouw (Bolmong). Harga kebutuhan pokok dalam pasar murah kali ini lebih murah dari harga di pasaran, antara lain beras, gula pasir, mentega, minuman ringan, hingga telur.
Sebelumnya, kasus pasien positif Covid-19 di SUlut bertambah 30 kasus. Hingga Kamis (21/5) jumlah kasus positif di Sulut sebanyak 180 kasus. Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Steaven Dandel MPH mengatakan, dari 180 kasus tersebut, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 31 orang.
Sebanyak 12 orang meninggal dan sementara dirawat sebanyak 137 orang. Pada Rabu (20/5), terjadi kesalahan verifikasi data dari pemerintah pusat, di mana saat itu diumumkan pertambahan kasus sebanyak 26 kasus. Namun setelah diverifikasi hanya bertambah sebanyak 24 kasus Covid-19.