Jumat 22 May 2020 15:46 WIB

Corona tak Menular dengan Mudah Lewat Benda yang Dipegang

CDC memperbarui panduannya tentang penularan virus corona.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Barang belanjaan (ilustrasi). CDC AS memperbarui panduannya tentang penularan virus corona.
Barang belanjaan (ilustrasi). CDC AS memperbarui panduannya tentang penularan virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memperbarui panduannya tentang penularan virus corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19. CDC kini berpendapat bahwa virus itu tidak menyebar dengan mudah lewat sentuhan orang terhadap permukaan benda mati.

Akan tetapi, para ahli tetap memperingatkan orang-orang selalu harus waspada dengan rajin mencuci tangan. Dilansir laman Today, tidak jelas kapan tepatnya CDC memperbarui panduannya itu.

Baca Juga

Koresponden medis untuk NBC News, dr John Torres berbicara tentang pentingnya pembaruan itu, terutama bagi orang-orang yang telah mengelap barang belanjaan, paket, dan surat selama beberapa bulan terakhir sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

“Saya pikir maksudnya adalah kita bisa beranjak maju dan tidak terlalu khawatir tentang itu,” kata Torres.

Menurut Torres, orang-orang tetap perlu waspada serta tetap melakukan langkah pencegahan agar tetap aman, terutama mencuci tangan. Dia menegaskan bahwa masyarakat harus lebih fokus ke aktivitas mencuci tangan daripada membersihkan setiap wadah yang dimiliki atau mencuci setiap bagian, atau makanan atau sayuran, karena apa yang dikatakan CDC adalah “tidak menyebar dengan mudah melalui kontak.”

CDC mencantumkan permukaan dan objek sebagai satu dari tiga jalur yang tidak mudah menyebarkan virus. Dua lainnya dari hewan ke orang dan orang ke hewan.

Badan federal mencatat bahwa orang bisa terinfeksi Covid-19 dengan menyentuh permukaan yang terkena droplet yang mengandung virus corona, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata. Namun, hal itu bukan cara utama penyebaran virus corona.

“Dengan kata lain, kita terinfeksi dengan mudah begitu menyentuh sesuatu, kemudian menyentuh wajah, meskipun kita masih bisa terinfeksi dengan cara itu,” ujar Torres.

Dia menegaskan fokus utama, yakni jarak sosial dan memakai masker. Sebab, //droplet// adalah cara utama terinfeksi dan menginfeksi virus corona.

“(Namun) itu tidak berarti Anda tidak bisa mendapatkannya dari menyentuh sesuatu yang lain. Itu hanya berarti bahwa kita tidak perlu peduli dengan itu seperti yang kita lakukan dengan tetesan pernapasan dan ... jarak sosial. Itu perlu menjadi penekanan utama,” tutur dia.

Torres juga memperingatkan pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu lalu bahwa lebih dari 100 ribu kasus virus corona dilaporkan di seluruh dunia dalam 24 jam. Angka itu menjadi jumlah total satu hari tertinggi sejak wabah dimulai. Pengumuman menunjukkan betapa pentingnya menjaga jarak sosial dan memakai masker untuk menghentikan penyebaran virus.

“Aku tahu ini sudah beberapa bulan. Aku tahu banyak orang sudah lelah melakukan sesuatu, tetapi pada saat yang sama, kita tidak bisa membiarkan penjagaan kita turun karena kita akan berada tepat di tempat kita mulai, dan kita harus melakukan ini lagi,” kata Torres.

Sebuah analisis baru para peneliti Universitas Columbia juga menyoroti pentingnya menjaga jarak sosial dan tindakan perlindungan lainnya mengingat virus corona menyebar melalui droplet. Studi yang belum ditinjau sejawat menemukan jika AS telah menerapkan langkah-langkah jarak sosial pada awal Maret, maka hanya 36 ribu lebih orang akan meninggal di negara itu.

“Saya pikir ke depan, ini memberitahu kita, karena orang membuka dan negara membuka, mereka perlu melakukan upaya besar untuk melihat apakah ada (peningkatan) kasus," ujar Torres.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement