REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menyusun tiga kemungkinan skenario kembali dibukanya sekolah pada 13 Juli 2020 mendatang. Namun, target pembukaan sekolah pada bulan Juli menuai pro dan kontra. Mengingat hingga saat ini, kasus Covid-19 masih terus bertambah dan belum tampak akan ada penurunan secara signifikan.
"Menurut saya pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk membuka sekolah kembali dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena ini memungkinkan dapat menambah angka positif Covid-19 di Indonesia," ujar Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (22/5).
Apalagi, kata Bramantyo, update terbaru mengenai angka positif Covid-19 di Indonesia kian bertambah. Maka hal ini tentunya harus menjadi pertimbangan pemerintah. Selanjutnya, pihaknya juga terus mendorong pemerintah untuk menyempurnakan pembelajaran jarak jauh. Itu dilakukan agar lebih efektif dan dapat menjangkau seluruh peserta didik dari berbagai macam kalangan.
"Kita sering mendengar bahwa peserta didik di daerah yg memiliki kekurangan dalam sinyal internet dan jaringan TVRI. Oleh karena itu, pemerintah harus membuat skema pembelajaran jarak jauh seperti apa yang baik bagi perserta didik kita yang mengalami kondisi tersebut," tutur Bramantyo.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, Kemendikbud belum bisa memastikan kapan secara pasti siswa bisa kembali belajar di sekolah. Untuk itu, Nadiem meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar-kabar bahwa sekolah akan kembali dibuka pada awal tahun 2021. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terkait proses belajar mengajar di sekolah
"Mengenai isu pembukaan sekolah kembali, kami memang sudah menyiapkan beberapa skenario, namun hal itu menjadi diskusi pada pakar-pakar dan keputusannya masih dalam pembahasan Gugus Tugas (Percepatan Penanganan Covid-19)," ujar Nadiem.