Jumat 22 May 2020 16:46 WIB

Positif Covid-19 Bertambah 634 Kasus, Jatim Terbanyak

Penambahan 600 kasus per hari menunjukkan laju penularan Covid-19 masih tinggi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terjadi penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 634 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini menurun dibandingkan penambahan pada Kamis (21/5) kemarin, sebanyak 973 orang dalam satu hari.

Kendati begitu, penambahan di atas 600 per hari masih menunjukkan laju penularan Covid-19 masih cukup tinggi. Total sampai Jumat (22/5), kasus positif Covid-19 sudah mencapai 20.796 orang.

Baca Juga

Penambahan kasus terbanyak masih disumbang oleh Provinsi Jawa Timur, dengan 131 orang dalam satu hari terakhir. Kemudian diikuti DKI Jakarta dengan penambahan 99 kasus, Sulawesi Selatan dengan penambahan 71 kasus, dan Jawa Barat dengan 40 kasus tambahan dalam satu hari.

"Ini semuanya menggambarkan, penularan masih terjadi. Bahwa di luar masih ada sumber penularnya. Bahwa di luar masih ada kelompok masyarakat yang rentan tertular. Bahwa masih ada hal-hal yang memungkinkan terjadinya penularan," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Jumat (22/5).

Selain itu, pemerintah juga mencatat ada penambahan jumlah pasien sembuh sebanyak 219 dalam satu hari terakhir. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sampai saat ini mencapai 5.057 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia bertambah 48 orang, menjadi total 1.326 orang.

Perkembangan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) juga dirilis pemerintah. Per hari ini, jumlah ODP yang masih secara aktif dipantau sebanyak 47.150 orang. Sementara jumlah PDP yang masih diawasi secara aktif sebanyak 11.028 orang.

Yurianto kembali mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker saat terpaksa bepergian, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain. 

photo
Relaksasi PSBB - (mgrol100)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement